Oleh:
LEONARD
BASTIAN GIRSANG
NIM: 137003010
PENDAHULUAN
Kemajuan
suatu daerah ditentukan oleh daya saing yang merupakan bauran berbagai macam
variabel yang menyangkut semua sektor kehidupan.
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dituntut untuk mampu memahami dan mengelola
serta mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki sesuai dengan wewenang yang dimiliki
untuk dapat mendukung tercapainya tujuan pembangunan daerah.
Demikian halnya dengan
daerah Kabupaten Karo. Kabupaten Karo terdiri dari 17 Kecamatan. Adapun 17
Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Kabanjahe, Kecamatan Berastagi, Kecamatan
Merdeka, Kecamatan Merek, Kecamatan Tigapanah, Kecamatan Tigabinanga, Kecamatan
Juhar, Kecamatan Lau Baleng, Kecamatan Mardingding, Kecamatan Kutabuluh,
Kecamatan Namanteran, Kecamatan Tiganderket, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan
Dolat Rayat, Kecamatan Barusjahe, Kecamatan Payung dan Kecamatan Munte.
Masing-masing daerah Kecamatan
di Kabupaten Karo memiliki sumber daya yang dimiliki masing-masing daerah.
Kondisi tersebut memberikan peluang bagi Daerah Kabupaten Karo untuk dapat
memberdayakan keragaman potensi yang dimiliki secara optimal yang selanjutnya
dapat meningkatkan daya saingnya daerah Kabupaten Karo. Dengan demikian, akan
dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat (social walfare) Karo.
Selama periode 2007-2011,
rata-rata laju pertumbuhan PDRB terdapat pada sektor Pertanian sebesar 60,94,
Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 11,52%, Jasa-jasa sebesar 14,07 dan
lainnya sebesar 13,47% (BPS Kabupaten Karo, 2012).
Berdasarkan data
diatas, Sektor Pertanian merupakan sektor yang memberikan sumbangan terbesar
bagi pertumbuhan PDRB di Kabupaten Karo. Sektor Pertanian meliputi lima
subsektor yaitu subsektor Tanaman Bahan Makanan, Tanaman Perkebunan, Peternakan
dan hasil-hasilnya, Kehutanan dan Perikanan.
Secara umum tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memetakan dan menganalisis tipologi daya saing
daerah Kabupaten Karo. Secara spesifik bertujuan untuk: (1) menentukan kategori
tipologi daya saing daerah kabupaten Karo, (2) menentukan karakteristik
tipologi daya saing daerah kabupaten Karo, (3) menganalisis keterkaitan antara
indikator daya saing daerah kabupaten Karo, dan (4) merumuskan implikasi
kebijakan peningkatan daya saing daerah kabupaten Karo.
TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan penelitian
adalah mengidentifikasi daya
saing potensi pertanian sektor
palawija dan padi di Kabupaten Karo. Dan
juga mengetahui daerah pemberi kontribusi terbesar dari sektor palawija dan
padi untuk selanjutnya dapat ditentukan
upaya- upaya strategis
peningkatan daya saing palawija dan padi di Kabupaten Karo melalui
dukungan kebijakan fiskal.
METODOLOGI
PENELITIAN
Data
dan Sumber Data
Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah merupakan data sekunder. Dalam peneiltian ini
menggunakan data sekunder yang sudah diolah menjadi laporan dari sumber yang
berkompeten dan sudah diterbitkan dan merupakan data time series (berkala)
tahunan. Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka pengambilan data
dilakukan pada sumber-sumber yang relevan seperti misalnya dari:
1. Biro
Pusat Statistik (BPS)
2. Bappeda
Kabupaten Karo
3. Lembaga-lembaga
Kajian Strategis
Disamping
lembaga diatas, penelitian ini juga mengambil data sekunder dari jurnal dan
buku-buku literatur lain yang berguna untuk memahami indikator daya saing yang
mendukung analisa dari literatur yang ada. Disamping itu juga dilakukan penelusuran
data melalui internet.
Selanjutnya,
seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam
masing-masing kelompok indikator atau perubahan daya saing daerah.
Pengelompokan indikator tersebut berdasarkan pada pemilihan faktor-faktor yang
mempengaruhi daya saing daerah sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian
sebelumnya dan disesuaikan dengan ketersediaan data yang ada.
Jenis
Penelitian
Penelitian yang
dilakukan ini adalah merupakan Penelitian Eksploratif. Dimana Kuncoro (2002)
menjelaskan Penelitian Eksploratif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan pengetahuan atau dugaan yang sifatnya masih baru dan untuk
memberikan arahan bagi penelitian selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi situasi penelitian dan tujuan khusus atau data
yang diperlukan untuk penelitian selanjutnya.
Penelitian ini
menggunakan analisa deskriptif. Dimana penelitian deskriptif adalah penelitian
yang menggambarkan dan melukiskan fenomena dengan jalan mendeskripsikan
sejumlah variabel-variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.
Tujuan dari penelitian
deksriptif adalah untuk membuat penggambaran secara tegas (descriptive assertions) tentang populasi yang menemukan
distribusi dari beberapa atribut. Dimana penelitian tersebut tidak menekankan
pada kenapa distribusi itu ada melainkan pada bentuk distribusi. Untuk
menggambarkan keseluruhan penelitian, maka peneliti menggambarkan bagian-bagian
penelitian dan membandingkannya. Dimana pada saat pembandingan tersebut, tujuan
utamanya adalah menggambarkan bukan menjelaskan perbedaan. Metode deskriptif
ini sangat diperlukan dalam kerangka menjelaskan perkembangan kebijakan dalam
pembangunan pertanian dan agroindustri. Karena didalamnya akan banyak
menggunakan data-data sekunder dan pola kebijakan yang kualitatif sifatnya.
Lokasi
Penelitian
Penelitian ini
dilakukan di daerah kecamatan yang terdapat di Kabupaten Karo. Keseluruhan
daerah kecamatan yang dimaksud terdiri atas: Kecamatan Kabanjahe, Kecamatan
Berastagi, Kecamatan Merdeka, Kecamatan Merek, Kecamatan Tigapanah, Kecamatan
Tigabinanga, Kecamatan Juhar, Kecamatan Lau Baleng, Kecamatan Mardingding,
Kecamatan Kutabuluh, Kecamatan Namanteran, Kecamatan Tiganderket, Kecamatan
Simpang Empat, Kecamatan Dolat Rayat, Kecamatan Barusjahe, Kecamatan Payung dan
Kecamatan Munte.
Metode
Analisis Data
Pengolahan data
penelitian dilakukan berdasarkan pada masing-masing kelompok indikator daya
saing daerah sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya. Setelah diolah, data
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif (descriptive analysis), analisis faktor (factor analysis) dan analisis korelasi (correlation analysis). Analisis
deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi dan keragaman daerah Kabupaten
Karo yang mencakup kondisi fisik, sosial ekonomi daerah, pertumbuhan ekonomi
daerah, dan Iain-lain yang terkait dengan tujuan penelitian.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Karo
merupakan daerah pertanian yang cukup dapat diandalkan. Sektor Pertanian
Sub-sektor Tanaman Pangan terutama mengandalkan padi dan palawija (jagung, ubi
kayu, ubi jalar) serta produk-produk hortikultura (buah-buahan dan sayuran).
Sub-sektor Perkebunan mengunggulkan produksi karet, kelapa sawit, kopi, kelapa,
cengkeh, kemiri, aren, kayu manis, pinang, vanili, dan tembakau. Untuk
Sub-sektor Perikanan, mendapatkan hasil dari budidaya kolam, sawah dan jaring
apung serta perikanan tangkap di perairan umum. Sedangkan dari Sektor Jasa-jasa
sub-sektor Pariwisata di wilayah ini banyak terdapat daerah tujuan wisata yang
sangat menarik, antara lain: Gunung Sinabung, Gunung Sibayak, Danau Lau Kawar,
Air Panas Lau Debuk-debuk, Bukit Gundaling, Air Terjun Sikulikap, Air Terjun
Sipiso-piso, Air terjun Tongging, Putri Hijau, Pagoda, serta berbagai tarian
tradisional (Trai Ndurung, Ndikkar, Baka dan Tongkat).
Tabel 1
Luas Panen, Produksi Jagung, Padi Sawah
dan Padi Ladang di Kabupaten Karo Tahun 2013
No.
|
Kecamatan
|
Jagung
|
Padi
Sawah
|
Padi
Ladang
|
|||
Luas
Panen (Ha)
|
Produksi
(Ton)
|
Luas
Panen (Ha)
|
Produksi
(Ton)
|
Luas
Panen (Ha)
|
Produksi
(Ton)
|
||
1.
|
Mardingding
|
7.991
|
51.128
|
4.506
|
25.514
|
0
|
0
|
2.
|
Laubaleng
|
11.307
|
73.612
|
4.398
|
24.980
|
450
|
1.787
|
3.
|
Tigabinanga
|
18.652
|
118.006
|
132
|
714
|
514
|
2.041
|
4.
|
Juhar
|
6.142
|
39.127
|
2.495
|
14.061
|
200
|
794
|
5.
|
Munte
|
9.990
|
64.310
|
1.745
|
9.855
|
405
|
1.608
|
6.
|
Kutabuluh
|
6.500
|
41.487
|
19
|
107
|
1.165
|
4.626
|
7.
|
Payung
|
868
|
5.766
|
634
|
3.565
|
575
|
2.277
|
8.
|
Tiganderket
|
1.901
|
12.347
|
416
|
2.334
|
400
|
1.588
|
9.
|
Simpang
Empat
|
1.094
|
7.104
|
0
|
0
|
1.375
|
5.460
|
10.
|
Naman
Teran
|
202
|
1.332
|
49
|
274
|
346
|
1.374
|
11.
|
Merdeka
|
0
|
0
|
2
|
11
|
0
|
0
|
12.
|
Kabanjahe
|
586
|
3.867
|
0
|
0
|
388
|
1.541
|
13.
|
Berastagi
|
6
|
40
|
7
|
39
|
24
|
95
|
14.
|
Tigapanah
|
633
|
4.197
|
0
|
0
|
1.126
|
4.471
|
15.
|
Dolat
Rayat
|
57
|
370
|
0
|
0
|
1.477
|
584
|
16.
|
Merek
|
217
|
1.440
|
43
|
241
|
306
|
1.215
|
17.
|
Barusjahe
|
274
|
1.859
|
916
|
5.392
|
1.240
|
4.924
|
66.420
|
425.994
|
15.407
|
87.116
|
8.661
|
34.387
|
Sumber : BPS Kabupaten Karo
Potensial komoditi
tanaman pangan terbesar yang
dimiliki Kabupaten Karo
adalah jagung dengan luas
panen 66.420 ha, produksi jagung 425.994 ton dan produktivitas 64,14 kw/ha
pada tahun 2013. Kecamatan Tigabinanga merupakan kecamatan
dengan produksi paling besar
yakni 118.006 ton dan
Kecamatan Merdeka merupakan Kecamatan
dengan produksi paling rendah
yakni nol dari
17 kecamatan di Kabupaten Karo.
Komoditi tanaman
pangan terbesar kedua di
Kabupaten Karo adalah
padi sawah dengan luas panen 15.407 ha, produksi 87.116 ton,
dan produktivitas 56,54 kw/ha pada
tahun 2013. Kecamatan Mardingding merupakan kecamatan dengan produksi
paling besar yakni 25.514
ton dan Kecamatan Simpang
Empat, Kecamatan Kabanjahe, Kecamatan
Tigapanah, dan Kecamatan Dolat
Rakyat merupakan produksi paling rendah
yakni nol dari
17 kecamatan di Kabupaten Karo.
Tanaman pangan
lain seperti padi lading
mempunyai luas panen 8.661
ha, produksi 34.387 ton dan
produktivitas 39,71 kw/ha
pada tahun 2013. Produksi
terbesar pada Kecamatan Simpang Empat dan produksi
terkecil pada Kecamatan Merdeka
dan Kecamatan Mardingding pada tahun 2013. Tanaman pangan lain
produksinya cukup kecil
seperti kacang tanah, kacang
hijau, ubi jalar,
ubi kayu. Sedangkan kedelai
tidak ada produksi
sama sekali.
Potensi
Perkembangan Palawija Dan Padi Di Kabupaten Karo
Potensi pengembangan
agrobisnis dan agroindustri komoditas jagung dan padi di wilayah Kabupaten Karo
dilihat dari aspek produktivitas lahan, teknologi yang tersedia, pemasaran,
ketersediaan tenaga kerja terampil dan perkiraan keunggulan komparatif,
keterkaitan antar komoditas tersebut dilihat dari aspek penggunaan lahan dan
agroindustri, bagaimanakah keterkaitan kebelakang (backward linkage) dan
keterkaitan kedepan (forward linkage) masing-masing komoditas, bagaimanakah
pola atau sistem usaha tani untuk masing-masing komoditas, bagaimanakah cara
mengoptimalkan pola atau sistem usaha tani masing-masing komoditas, serta
masalah-masalah apakah yang dihadapi masing masing komoditas dalam upaya
mengembangkan sistem agribisnis masing-masing.
Komoditas jagung, padi
sawah dan padi ladang dilihat dari aspek produktivitas lahan, teknologi yang
tersedia, pemasaran, ketersediaan tenaga kerja terampil memiliki potensi yang
baik untuk dikembangkan sebagai kegiatan agrobisnis dan agroindustri.
PELUANG
DAN TANTANGAN
Beberapa hal yang dapat
menjadi peluang bagi pengembangan pertanian saat ini, antara lain adalah:
1. Saat
ini kesadaran masyarakat terhadap kualitas serta produktivitas produk pertanian
buah - buahan semakin menuntut tersedianya benih bermutu yang cukup, namun
kebutuhan tersebut sampai saat ini ternyata belum dapat terpenuhi.
2. Bisnis
investasi pertanian modern dalam bentuk pengembangan usaha pupuk kimia, organik
maupun peptisida menjadi peluang tersendiri. Hal tersebut didukung dengan
terjadinya penurunan kesuburan lahan dan menjalarnya wabah tanaman.
3. Di
era globalisasi ini, kita dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat, oleh
karena itu kita harus mampu memanfaatkan keunggulan yang kita miliki, baik
keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif yang perlu ditingkatkan
secara kualitatif. Globalisasi ini jelas akan menimbulkan peluang sekaligus
ancaman bagi pembangunan pertanian dan perdagangan nasional di masa mendatang.
Sukses tidaknya Indonesia dalam memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman
akan ditentukan oleh kemampuan untuk mendayagunakan kekuatan yang dimiliki dan
mengatasi kelemahan yang ada secara efisien, produktif dan efektif dalam rangka
mewujudkan daya saing yang semakin meningkat dalam skala global atas barang dan
jasa yang dihasilkan
4. Menghadapi
persaingan yang semakin tajam mutlak diperlukan daya saing yang tinggi. Oleh
karena itu seluruh lapisan masyarakat, pemerintah dan terlebih dunia usaha
diharuskan mempersiapkan diri dengan langkah-langkah yang konkrit, sehingga
mampu membangun suatu sistem ekonomi yang memiliki daya hidup dan berkembang
secara mandiri serta mengakar pada struktur ekonomi dan struktur masyarakat
Indonesia.
5. Peluang
pasar dalam negeri bagi komoditas pertanian diharapkan akan semakin meningkat
dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat, serta
timbulnya kesadaran akan gizi di kalangan masyarakat. Peningkatan kebutuhan
komoditas hortikultura ini juga ditunjang oleh perkembangan sektor industri
pariwisata dan peningkatan ekspor.
Tantangan
di bidang pertanian saat ini adalah:
1. Rendahnya
daya saing sektor pertanian kita disebabkan oleh : sempitnya penguasaan lahan,
tidak efisiennya usahatani, dan iklim usaha yang kurang kondusif serta
ketergantungan pada alam masih tinggi.
Untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian ini tidak ada jalan lain,
selain kerja keras masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia pertanian, membuka areal pertanian baru yang dibagikan
kepada petani-petani gurem/buruh tani, memperluas pengusahaan lahan oleh setiap
keluarga tani dan menggunakan teknologi maju untuk meningkatkan produktivitas
dan produksi pertanian.
2. Dengan
adanya arus globalisasi, tidak mungkin dihindari semakin lama produk pertanian
yang masuk ke Indonesia dari negara-negara lain akan semakin beragam jenisnya
dan volumenya semakin banyak. Menghadapi realitas ini mau tidak mau produk
hortikultura harus bersaing dengan produk dari negara lain. Dalam upaya
pencapaian tujuan tersebut dengan tanpa mengesampingkan
keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai tentunya perlu dikaji berbagai
permasalahan yang ada sehingga upaya pencapaian tujuan di atas dapat terlaksana
dengan baik.
3. Permasalahan
yang menonjol dalam upaya pengembangan pertanian ialah produktivitas yang masih
tergolong rendah, hal ini merupakan refleksi dari rangkaian berbagai faktor
yang ada, antara lain : pola usahatani yang kecil, mutu bibit yang rendah yang
ditunjang oleh keragaman jenis/varietas, serta rendahnya penerapan teknologi
budidaya.
4. Arus
globalisasi yang mengakibatkan pembangunan nasional semakin terkait dengan
perkembangan dunia internasional antara lain dengan adanya putaran Uruguay
(GATT) sehingga pasar Indonesia khususnya di bidang pertanian makin terbuka
akan produk pertanian dari luar negeri. Kondisi ini selain mengandung berbagai
kendala juga membuka peluang pasar internasional yang besar bagi produk pertanian
yang sifatnya kompetitif.
Implikasi
kebijakan
1.
Pengembangan areal
pertanaman hendaknya dilaksanakan sejalan dengan upaya pengintegrasian
aktivitas budidaya dan aktivitas pengolahan. Dalam program ini diperlukan
penyediaan kredit usahatani jagung, padi sawah dan padi ladang, khususnya bagi
petani kecil/miskin. Program ini hendaknya diikuti dengan penguatan kelompok tani, untuk menghindari
ketergantungan petani dengan pedagang jagung, padi sawah dan padi ladang.
2.
Pengembangan dan
peningkatan infrastruktur transportasi berupa pengembangan dan perbaikan jalan
dan terminal, khususnya di jalan dari Desa Sarinembah sampai Kecamatan
Tigabinanga, jalan arah Lau Gendek ke
Desa Bukit dan Desa Kubu Colia Kecamatan Dolat Rayat, jalan ke Desa Jaranguda
Kecamatan Merdeka, jalan Desa Bunuraya sampai Desa Manuk Mulia Kecamatan
Tigapanah, jalan Desa Naung Belawan Kecamatan Simpang Empat. Disamping itu
perlu pula didukung pengembangan dan peningkatan infrastruktur telekomunikasi,
listrik, gas dan air bersih.
3.
Menekan kesenjangan
daerah melalui program-program pemerataan pendapatan berupa subsidi pendidikan
dan kesehatan serta pemberian bantuan sosial dan bantuan kredit tanpa bunga
kepada para petani miskin.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan pada komoditas palawija, padi sawah dan padi ladang di Kabupaten Karo
maka diperoleh kesimpulan, yaitu:
1. Komoditas
tanaman palawija, padi sawah dan padi ladang yang merupakan komoditas unggulan
di Tanah Karo.
2. Kabupaten
Karo memiliki daerah pertanian yang luas sehingga dapat ditingkatkan
produktivitas dan komoditas palawija, padi sawah dan padi ladang.
3. Pengembangan
potensi pertanian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Karo.
4. Masih
rendahnya tekhnologi daam bidang pertanian serta pemasaran yang kurang baik.
Saran
Meningkatkan
pengetahuan masyarakat Kabupaten Karo akan pentingnyya tekhnologi dan pemasaran
yang baik akan lebih meningkatkan produktivitas komoditi utama dari bidang
pertanian sehingga dapat lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Karo. Subsistem pengolahan merupakan forward linkage dari subsistem produksi
penangkapan ikan. Subsistem ini antara lain mengidentifikasi bagaimana suatu
komoditas dapat menghasilkan produk turunan yang bermanfaat dan memiliki nilai
tambah.
Pemerintah Kabupaten Karo
dalam melakukan pembangunan sektor pertanian kedepannya diharapkan dapat lebih
berfokus pada komoditas yang menjadi unggulan, melalui pembangunan
infrastruktur dan industri yang memadai mulai dari hulu hingga hilir sehingga
peningkatan dayasaing terhadap komoditas unggulan dapat lebih cepat diwujudkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2013. Karo Dalam
Angka Tahun 2013. BPS Kabupaten Karo.
Rush, S., Sumardjo, E. Soetarto, B.
Krisnamurti, Y. Syaukat dan M.F. Sitorus. 1995.
Metodologi Identifikasi Golongan Miskin
dan Daerah Miskin: Suatu Tinjauan
Alternatif Grasindo, Jakarta.
Sharma, S. 1996. Applied Multivariate
Techniques. John Wiley and Sons, Inc., Toronto.
Simanungkalit, J.H.U.P. 2003. Analisis
Tipologi Daya Saing Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat. Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Susetyo, B. 1990. Analisis Tipologi
Kabupaten dan Kecamatan di Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Data Potensi Desa
1986. Tesis Magister Sains. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Subiyanto, Heru dan Riphat,
Singgih, 2004, Kebijakan, Fiskal,
Pemikiran Konsep
dan Implementasi, Penerbit Buku Kompas,
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar