Oleh :
Said Muhammad Abror
NIM: 137003011
I.
PENDAHULUAN
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam
mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan
tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional (Abdullah, et al.,
2002). Oleh karena itu perlu dipahami bahwa Proses menuju kemandirian suatu
daerah dalam era globalisasi saat ini tidaklah terlepas dari perlu adanya daya
saing dalam membentuknya.
Secara konsep, daya saing menunjukkan kemampuan suatu daerah
dibandingkan dengan daerah lain dalam menetapkan strategi yang tepat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Daerah harus mencari dan mengenal
potensi yang akan dikembangkan dan dapat berdampak pada meningkatnya
kesejahteraan masyarakat setempat. Apalagi dengan semakin terbukanya pasar
bebas yang memungkinkan produk impor masuk ke daerah-daerah, tentunya
usaha-usaha yang dilakukan daerah harus lebih nyata dan terukur. Ukuran
keberhasilannya adalah meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dari waktu ke
waktu. Setiap daerah dituntut untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif yang
dapat menciptakan ide-ide baru, perbaikan-perbaikan yang dapat mendorong
tumbuhnya usaha-usaha baru, industri baru, lapangan kerja baru dan mendorong
pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.
Sektor pertanian merupakan sektor utama yang menopang perekonomian
Indonesia, tidak terkecuali Kabupaten Labuhanbatu Utara, hal ini dapat dilihat
dari nilai PDRB Kabupaten Labuhanbatu Utara dimana sampai dengan tahun 2013 sektor
pertanian merupakan sektor terunggul dengan tingkat persentase sebesar 35,63 %.
Dilihat dari tingkat pertumbuhannya sektor pertanian memiliki nilai pertumbuhan
rata-rata sebesar 13,91 % pertahun. Tingginya nilai sektor pertanian di
Kabupaten Labuhanbatu Utara tentu saja disebabkan karena sub sektor perkebunan
terutama komoditi kelapa sawit yang memang menjadi komoditi andalan kabupaten
ini.
Selain sub
sektor perkebunan, sub sektor pertanian tanaman pangan juga merupakan sektor
yang menjanjikan, sebagaimana yang diketahui salah satu komoditi andalan
Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah Beras Kuku Balam (BKB) dari Kecamatan
Tanjung Leidong dengan luas tanaman 6.500 Ha dan Kecamatan Kualuh Hilir seluas
13.000 Ha, sangat terkenal sampai keluar Sumatera.
Adapun tujuan dari kajian ini untuk menilai sejauh mana keunggulan
komperatif dan kompetitif komoditi
pertanian dalam membentuk daya saing di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
2. METODE
PENELITIAN
Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitis yaitu kombinasi
dari metode deskriptif dan metode analitis. Metode analitis bertujuan menguji
kebenaran hipotesis dan metode deskriptif bertujuan memperoleh deskripsi yang
terpercaya dan berguna. Penelitian deskriptif yang baik merupakan bahan yang sangat
diperlukan untuk penelitian analitis. Penelitian analitis tentulah akhirnya
untuk membuat deskripsi baru yang lebih sempurna (Soeratno dan Arsyad, 1995).
2.1. Data dan Sumber
Data
Data yang
digunakan didalam kajian ini adalah data sekunder dengan pengelompokan komoditi
tanaman pangan, palawija, hortikultura dan perkebunan. Adapun sumber data
adalah data dari Labuhanbatu Utara Dalam Angka Tahun 2012 dan Propinsi Sumatera
Utara Tahun 2013.
2.2. Analisis Data
Analisis data
yang digunakan menggunakan analisa Location Question (LQ) untuk menganalisa untuk
analisis keunggulan kompetitif sector unggulan.
Analisa Location
Location/LQ
Analisis LQ merupakan metode untuk
mengukur keunggulan komparatif wilayah. LQ merupakan suatu indeks untuk
membandingkan pangsa sub wilayah dalam aktifitas tertentu dengan pangsa total
aktifitas wilayah. Secara lebih operasional, LQ didefinisikan sebagai rasio
persentase dari total aktifitas pada sub wilayah ke-i terhadap persentase
aktifitas total terhadap wilayah yang diamati. Persamaan dari LQ ini adalah :
LQij = Xij
/ Xi.
X.j / X..
Dimana :
Xij
= derajat aktifitas ke-j di wilayah ke-i
Xi.
= total aktifitas di wilayah ke-i
X.j
= total aktifitas ke-j di semua wilayah
X..
= derajat aktifitas total wilayah
Perumusan LQ
akan memberikan alternatif nilai, yaitu : LQ>1, LQ<1 dan LQ = 1, jika memakai
produksi sebagai bahan pertimbangan dalam perhitungan LQ, maka :
·
Jika nilai LQij > 1, mempunyai
arti komoditas tersebut merupakan sektor basis. Produksi komoditas yang
bersangkutan sudah melebihi kebutuhan konsumsi didaerah dimana komoditas
tersebut dihasilkan dan kelebihannya dapat dijual ke luar daerah.
·
Jika nilai LQij = 1, mempunyai arti
produksi komuditas tersebut hanya cukup untuk kebutuhan daerah setempat.
·
Jika nilai LQij < 1, mempunyai
arti produksi komuditas tersebut belum mencukupi kebutuhan daerah tersebut,
belum mencukupi konsumsi daerah tersebut dimana pemenuhannya didatangkan
didaerah lain.
3. PEMBAHASAN
DAN ANALISIS
Kabupaten
Labuhanbatu Utara berada pada kawasan Pantai Timur
Provinsi Sumatera Utara yang terletak 99025’00’’ - 100005’00’’ Bujur Timur
dan 01058’00’’ – 02050’00’’ Lintang Utara dengan
ketinggian 0 – 2.151 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten Labuhanbatu Utara
memiliki wilayah seluas 354.580 Ha dengan batas-batas sebagai berikut :
·
Sebelah Utara dengan Kabupaten
Asahan dan Selat Malaka;
·
Sebelah Selatan dengan
Kabupaten Labuhanbatudan Kabupaten Padang Lawas Utara;
·
Sebelah Barat dengan Kabupaten
Tapanuli Utara; dan Kabupaten Toba Samosir
·
Sebelah Timur dengan Kabupaten
Labuhanbatu
Kabupaten
Labuhanbatu Utara terdiri dari 8 (delapan) kecamatan, meliputi Kecamatan : NA
IX-X, Marbau, Aek Kuo, Aek Natas, Kualuh Selatan, Kualuh Hilir, Kualuh Hulu dan
Kualuh Leidong.
Sektor
pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara dikelompokan pada kelompok tanaman
pangan, meliputi komoditi padi sawah dan padi ladang, tanaman palawija meliputi
jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar dan ubi kayu. Kelompok
tanaman hortikultura terdiri dari komoditi sayuran dan buah-buahan serta
kelompok tanaman perkebunan meliputi : komoditi karet, kelapa, kelapa sawit dan
cacao.
Sampai
dengan tahun 2012 jumlah produksi tanaman pertanian tersebut, terdiri dari
tanaman pangan 164.628,70 ton, tanaman palawija 9.460,46 ton, tanaman
hortikultura 343,30 ton dan tanaman
perkebunan 207.770,84 ton. Lihat Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.
Berdasarkan
analisis LQ terhadap pengelompokan komoditi pertanian tersebut, diperoleh
hasil, untuk tanaman pangan pangan di Kabupaten Labuhanbatu Utara merupakan
sektor basis (nilai LQ > 1 yaitu 4.76) dan kelebihan bagi konsumsi
wilayahnya. Adapun jenis komoditas tersebut adalah komoditi padi yang berasal
dari Kec. Kualuh Hilir dan Kec. Kualuh Leidong dimana kedua kecamatan ini
merupakan daerah surplus bagi kecamatan lainnya di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Sektor basis
selanjutnya adalah komoditi perkebunan, dimana nilai LQ > 1 yaitu 3,84.
Kabupaten Labuhanbatu Utara memang dikenal sebagai wilayah unggul bagi
komoditas perkebunan dengan komoditi kelapa sawit, diikuti oleh karet, kelapa
dan coklat. Sedangkan untuk komoditas palawija dan hortikultura Kabupaten
Labuhanbatu Utara merupakan daerah non surflus dimana kebutuhan konsumsi masih
membutuhkan dari daerah lainnya.
Berdasarkan
analisis keunggulan komperatif, disimpulkan Kabupaten Labuhanbatu Utara
memiliki sektor unggulan pertanian, dengan komoditas tanaman pangan dan
perkebunan. Dengan mengetahui kondisi ini, maka Kabupaten Labuhanbatu Utara
diharapkan memiliki daya saing dalam menghasilkan dan memasarkan komoditas
unggulan tersebut.
4. KESIMPULAN
Globalisasi membawa konsekuensi logis
setiap negara di dunia dihadapkan pada situasi persaingan yang ketat. Persoalan penciptaan daya saing di
lndonesia bukanlah persoalan mudah. Berbagai hambatan yang dihadapi bukanlah
permasalahan di tataran satu sektor saja, akan tetapi bersifat sangat multi
dimensi. Dalam tataran penciptaan stabilitas makro, hambatan muncul dari adanya
permasalahan seperti inflasi, suku bunga tinggi, nilai rupiah yang tidak
stabil, serta pengeluaran pemerintah yang defisit. Investasi mulai membaik
namun masih rendah dan pertumbuhan ekspor lebih rendah dari impor. Kemampuan
penguasaan iptek yang masih lemah juga tidak mendukung daya saing perekonomian.
Tidak
terkecuali halnya juga dengan daya saing komoditi unggulan yang dimiliki oleh
Kabupaten Labuhanbatu Utara. Untuk mampu mempertahankan komoditi unggulan
tersebut agar mampu bersaing di pasar global, termasuk juga pada pasar lokal dan
regional, maka perlu adanya upaya yang strategis dilakukan pemerintah agar
dapat menghasilkan kebijakan dan program pembangunan yang efisien dan efektif
dalam pengembangan wilayahnya.
Adapun
usulan strategi kebijakan untuk dapat meningkatkan daya saing perekonomian
wilayah terutama pada sector unggulan tanaman pangan di Kabupaten Labuhanbatu
Utara adalah sebagai berikut :
- Penguatan managemen institusi pemerintahan agar dapat memberikan pelayanan yang baik (public service) kepada masyarakat sebagai modal utama penggerak aktifitas pertanian
- Penetrasi dukungan program nyata pemerintah kepada masyarakat agar dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas, baik itu menyangkut kinerja maupun produk yang dihasilkan
- Penciptaan iklim ekonomi makro dan mikro yang mampu memberikan pola hubungan yang baik, saling mendukung dan integrative
- Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ditunjang dengan penguasaan teknologi, agar mampu kreatif dan inovatif dalam menghasilkan produk unggulan
- Diservifikasi produk turunan, agar menciptakan peluang ekonomi baru
Setiap daerah mempunyai corak
pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh sebab itu perecanaan
pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu mengenai karakter ekonomi,
social dan fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Daya
saing merupakan kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang memenuhi
pengujian internasional, dan dalam saat kemampuan daerah menghasilkan tingkat
pendapatan yang tinggi dan kebelanjutan, atau kemampuan daerah menghasilkan
tingkat pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi dengan tetap terbuka
terhadap persaingan eksternal (European Commission, 1999).
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, et
al., 2002. Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan.
Cetakan Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Soeratno & Arsyad, Lincolin 1995.
Metode Penilitian : Untuk Ekonomi dan Bisnis.Yogyakarta: UPP YKPN
Badan Pusat Statistik,
2012. Kabupaten Labuhanbatu Utara Dalam Angka 2012. BPS. Labuhanbatu Utara.
Badan Pusat Statistik, 2013. Propinsi
Sumatera Utara Dalam Angka 2013. BPS. Sumatera Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar