DIAN APRILINA SIAHAAN
137003052
ANALISIS DAYA SAING SEKTOR PERHOTELAN KOTA PEMATANG SIANTAR
PENDAHULUAN
Sebuah
kabupaten pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari perkembangan baik itu yang
sifat nya menurun atau meningkat. Perkembangan yang meningkat sering disebut
dengan kemajuan dan perkembangan yang menurun sering disebut dengan istilah
pemerosotan. Suatu daerah pada umumnya diharapkan untuk dapat meningkatkan
wilayah nya dari setiap hal dengan tujuan untuk mendapatkan pembangunan dan
pertumbuhan daerah tersebut kearah positif.
Wilayah
kota Pematang Siantar adalah salah satu bagian di pemerintahan Sumatera Utara.
Wilayah ini memiliki 8 kecamatan, yaitu :
1.
Kecamatan Siantar Marihat : 7825 km2
2.
Kecamatan Siantar Marimbun : 18006 km2
3.
Kecamatan Siantar Selatan : 2020 km2
4.
Kecamatan Siantar Barat : 3205 km2
5.
Kecamatan Siantar Utara : 3650 km2
6.
Kecamatan Siantar Timur : 4520 km2
7.
Kecamatan Siantar Martoba : 18022 km2
8.
Kecamatan Siantar Sitalasari : 22723 km2
Secara
geografis, kota ini terletak pada garis 2º53’20” - 3º01’00” LU dan 99º1’00” -
99º6’35” BT dan tepat berada di tengah-tengah Kabupaten Simalungun dan kota
Pematang Siantar menjadi salah satu pusat perekonomian dua wilayah ini. Wilayah
Pematang Siantar memiliki luas daratan 79.971 km2 dengan 400 – 500
meter diatas permukaan laut.
Setiap
kecamatan yang ada di wilayah kota Pematang Siantar memiliki perbedaan
kemampuan wilayah masihng-masing. Setiap wilayah memiliki keunggulan tersendiri
dan tidak berpatokan pada luas wilayah tersebut atau banyaknya jumlah kelurahan
yang dimiliki kecamatan tersebut.
Berdasarkan
kemampuan yang berbeda-beda dari setiap wilayah kecamatan maka akan muncul
suatu istilah yang disebut dengan daya saing bahwa setiap daerah diharapkan
mampu berkompetitif dengan daerah lainnya untuk meningkatkan pembangunan di
wilayah tersebut. Karena pada dasarnya, penulisan ini adalah untuk melakukan
analisis terhadap produk-produk daerah yang mampu memberikan sumbangan terbesar
terhadap pembangunan kota induknya yaitu Pematang Siantar.
METODOLOGI PENULISAN
Penulisan
tentang analisis daya saing di kota Pematang Siantar ini menggunakan data
sekunder yakni dari Biro Pusat Statistik Kota Pematang Siantar yakni dalam buku
Siantar dalam Angka. Dalam buku tersebut disajikan data-data mentah untuk
kemudian dianalisis sesuai dengan kebutuhan penulisan..
Penulisan
ini lebih bersifat deskriptif eksploratif. Penelitian yang bersifat deskriptif
maksudnya adalah penelitian yang mendeskripsikan hasil temuan data dan
menjelaskannya secara faktual. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk
membuat suatu pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Sedangkan
dikatakan penulisan yang berisfat eksploratif adalah ketika penulis mencari
data yang dimaksud untuk kemudian dikaji secara deskriptif.
LOKASI
PENULISAN
Penulisan
ini memilih kota Pematang Siantar sebagai wilayah yang menjadi kajian karena
wilayah ini merupakan daerah tempat tinggal penulis. Pemilihan lokasi penulisan
juga adalah berdasarkan sumbangan terbesar untuk PDRB kota Pematang Siantar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kota
Pematang Siantar adalah salah satu kota administratif di wilayah pemerintahan
Sumatera Utara dan memiliki sektor-sektor yang menjadi kebanggaan wilayah ini.
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa kota Pematang Siantar merupakan daerah
dengan sumbangan PDRB terbesarnya adalah dari sektor perdagangan, hotel, dan
restoran. Sumbangan dari sektor ini per tahun 2012 diketahui sebesar
1.589.991,95 dari jumlah PDRB kota Pematang Siantar sebanyak 4.537.599,60.
Sumbangan selanjutnya disusul oleh sektor industri yakni sebesar 957.269,21 dan
sektor yang memberikan sumbangan terkecil untuk PDRB kota Pematang Siantar adalah
dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 912,36. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan tabel berikut ini :
Lapangan
Usaha
|
2011
|
Perdagangan,
Hotel, dan Restoran
|
1.589.991,95
|
Industri
|
957.269,21
|
Bank
dan Lembaga Keuangan
|
634.227,58
|
Pengangkutan
dan Transportasi
|
405.756,22
|
Bangunan
|
223.840,67
|
Jasa-Jasa
|
216.151,41
|
Pertanian
|
115.502,62
|
Listrik,
Gas, dan Air Minum
|
60.947,59
|
Pertambangan
dan Penggalian
|
912,36
|
Tabel
diatas menjelaskan bahwa sumbangan terbesar dalam proses pembangunan kota
Pematag Siantar adalah dari sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Keberadaan
hotel di Kota Pematang Siantar berdasarkan kecamatan juga dapat dilihat dalam
tabel berikut ini :
Kecamatan
|
Hotel
|
Kamar
|
Tempat
Tidur
|
Siantar
Marihat
|
1
|
27
|
51
|
Siantar
Marimbun
|
2
|
98
|
43
|
Siantar
Selatan
|
3
|
66
|
110
|
Siantar
Barat
|
4
|
173
|
285
|
Siantar
Utara
|
5
|
142
|
247
|
Siantar
Timur
|
8
|
122
|
211
|
Siantar
Martoba
|
-
|
-
|
-
|
Siantar
Sitalasari
|
-
|
-
|
-
|
Melihat
pada tabel diatas bahwa jumlah total hotel yang ada di kota Pematang Siantar
adalah sebanyak 23 buah dengan daya tampung sebanyak 628kamar dan 947 jumlah
tempat tidur yang dimiliki oleh hotel-hotel tersebut per tahun 2011.
Beberapa
hotel yang berada di kota Pematang Siantar adalah seperti Siantar Hotel, Hotel
Simalungun City, Riatur Inn Hotel, Sapadia Hotel, dll.
Sektor
pendukung keberadaan hotel sebagai penyumbang PDRB adalah keberadaan restoran
dan perdagangan. Secara garis besar sektor perdagangan yang dimaksud adalah
keberadaan dua pasar yang ada di kota Pematang Siantar ini yakni Pasar Horas
dan Pasar Parluasan. Kedua pasar ini menjadi pusat perdagangan kota Pematang
Siantar dan kabupaten Simalungun. Transaksi jual beli terjadi di dua pusat pasar
tersebut. Selain itu, pasar Parluasan juga difungsikan sebagai terminal
angkutan antar kota/kabupaten di sekitar kota Pematang Siantar, misalnya
angkutan menuju kabupaten Simalungun, kabupaten Toba Samosir, maupun kota
Medan.
Potensi
kemampuan daerah Pematang Siantar tidak banyak yang bisa ditonjolkan karena
kota ini berada di tengah kabupaten Simalungun, namun jika keberadaan
hotel-hotel tersebut dapat difungsikan dengan baik maka tidak akan menutup
kemungkinan bahwa akan terjadi peningkatan kunjungan wisatawan lokal maupun
asing ke kota Pematang Siantar.
Sedangkan
jika berbicara tentang restoran yang ada di Kota Pematang Siantar, kota ini
identik dengan menu khas mie. Terlepas dari unsur SARA bahwa kota Pematang
Siantar dikenal dengan makanan yang menganduk pork. Hal ini dikarenakan komposisi penduduk Tionghoa dan Batak
dengan agama Kristen lebih banyak dibandingkan agama lain yang tidak dapat
mengonsumsi daging pork, Perhatikan tabel berikut ini :
Kecamatan
|
Mesjid
|
Langgar
|
Gereja
|
Kuil
|
Vihara
|
Siantar
Marihat
|
4,00
|
4
|
27
|
-
|
-
|
Siantar
Marimbun
|
4
|
-
|
1
|
-
|
-
|
Siantar
Selatan
|
3
|
2
|
17
|
-
|
1
|
Siantar
Barat
|
27
|
12
|
11
|
-
|
-
|
Siantar
Utara
|
18
|
2
|
23
|
-
|
3
|
Siantar
Timur
|
11
|
5
|
33
|
-
|
1
|
Siantar
Martoba
|
30
|
5
|
9
|
-
|
-
|
Siantar
Sitalasari
|
19
|
1
|
3
|
1
|
-
|
Tabel
diatas menggambarkan jumlah rumah ibadah yang ada di kota Pematang Siantar
berdasarkan wilayah kecamatan. Akan tetapi, dari keberadaan rumah ibadah
tersebut dapat dibandingkan jumlah umat masing-masing agama dan termasuk
kategori agama yang diperbolehkan mengonsumsi pork tadi karena keberadaan restoran-restoran tersebut memberikan
sumbangan juga dalam PDRB kota Pematang Siantar.
Setelah
melihat penjelasan tentang keberadaan industri hotel di Pematang Siantar
sebagai inti pembangunan kota tersebut, kota ini justru memiliki tantangan
tersendiri tentang bagaimana untuk lebih meningkatkan kemampuan industri hotel
tersebut. Karena jika melihat pada industri lain , pertanian misalnya tidak
dapat memberi kepastian tentang seberapa besar sumbangan yang dapat diberikan
kepada pembangunan kota Pematang Siantar. Hal ini disebabkan oleh keberadaan
Kabupaten Simalungun yang mendominasi sektor pertanian dan perkebunan untuk
wilayah kota Pematang Siantar. Selain itu, sektor yang dianggap sedang dan bisa
memberikan daya saing adalah sektor transportasi. Berikut ini adalah peluang
yang bisa menjadi kebanggaan kota Pematang Siantar terkait dengan sektor
transportasi nya yang suatu saat bisa menjadi daya saing :
- Kemudahan transportasi dari kota Pematang Siantar dengan wilayah-wilayah sekitarnya menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan.
- Perbaikan fasilitas transportasi seperti infrastruktur jalan akan sangat mendukung peningkatan daya saing tersebut
- Pengaturan kembali pasar Parluasan yang juga difungsikan sebagai terminal bus maupun angkutan kota dan menata nya menjadi lebih apik dan rapih akan meningkatkan jumlah angkutan yang singgah di kota Pematang Siantar yang tentu akan menambah pemasukan dari sektor perhubungan
- Korelasi tidak langsung yang juga dapat dirasakan adalah ketika infrastruktur jalan sudah di fasilitasi, keadaan terminal diperbaiki, maka jumlah manusia sebagai pelaku perekonomian yang melakukan aktivitas di kota Pematang Siantar pun otomatis bertambah, dengan demikian ketika mereka berada di kota Pematang Siantar akan memberikan dampak positif juga terhadap para pedagang UKM seperti makanan dan minuman.
- Bisnis investasi di sektor transportasi seperti peremajaan angkutan kota yang sudah tidak layak dan pengadaan bus untuk jalur-jalur protokol dengan tujuan untuk menghindari jumlah kendaraan di jalur-jalur tersebut sehingga tidak terjadi kemacetan, dengan demikian tata kota dan tata transportasi akan terlihat lebih nyaman dan akan berbanding lurus dengan jumlah wisatawan yang datang ke kota Pematang Siantar.
Sedangkan
untuk sektor perhotelan memiliki tantangan tersendiri yang harus diselesaikan
agar mampu bersaing dengan hotel-hotel lainnya
meskipun diketahui bersama bahwa untuk daerah Pematang Siantar tidak ada
tempat wisata khususnya wisata alam sebagai alasan para wisatawan untuk
menginap, namun pemerintah kota Pematang Siantar harus dapat mengambil
kesempatan ketika para wisatawan lebih memilih untuk menginap di kota Pematang
Siantar meskipun mereka bepergian ke daerah wisata seperti di Parapat yang
berada di wilayah kabupaten Simalungun.
Diharapkan
bahwa hotel-hotel di Pematang Siantar tidak semakin menurunkan pelayanan nya
apalagi jika dibandingkan dengan hotel-hotel yang ada di sekitar Parapat .
Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi tantangan hotel-hotel tersebut :
- Fasilitas yang memadai yang memenuhi standar nasional setidaknya dan standar internasional jika membuka kemungkinan
- Pelayanan yang lebih ramah dan terbuka kepada para wisatawan didukung dengan kemampuan bahasa yang memadai untuk melayani wisatawan dari luar
- Peningkatan kebersihan dan kerapihan sehingga tidak terlihat semrawut yang menjadi alasan bagi para tamu enggan untuk berkunjung ke hotel tersebut atau bahkan ke kota Pematang Siantar
- Keberadaan isu globalisasi yang semakin marak harus dijadikan sebagai pemicu ke arah yang lebih baik untuk mencapai pembangunan yang meningkat di kota Pematang Siantar
Dengan
demikian, peningkatan sektor industri hotel dan transportasi akan memberikan
dampak positif bagi perkembangan dan pertumbuhan perekonomian di kota Pematang
Siantar sehingga sektor tersebut dapat menjadi sektor unggulan dari kota ini
yang nantinya kota Pematang Siantar akan dikenal sebagai kota akomodasi dan
transportasi terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar