Oleh:
TORA DAENG MASARO
NIM :
137003048
PENDAHULUAN
1. GAMBARAN UMUM KOTA TEBING
TINGGI
1.1.
Kondisi Geografi
Kota Tebing Tinggi merupakan satu dari tujuh kota yang ada di Provinsi
Sumatera Utara, berjarak lebih kurang 78
kilometer dari Kota Medan. Ibu kota
Provinsi Sumatera Utara. Kota Tebing
Tinggi terletak pada 3º 19' ́00" -
3º 21’00” Lintang Utara dan 98º 11’ - 98 º21’ Bujur Timur. Kota Tebing Tinggi
berada dibagian tengah Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai yang
Dibatasi oleh PT. (Persero)
Perkebunan Nusantara III Rambutan di
Sebelah Utara, PT.Socfindo Kebun Tanah Besih di sebelah Timur, PT. (Persero) Perkebunan Nusantara III Kebun Pabatu di sebelah Selatan, dan PT.
(Persero) Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Pamela di sebelah Barat.
Hingga Desember 2009, Kota Tebing Tinggi terdiri dari 5 kecamatan dan 35
kelurahan dengan luas wilayah 38,438 km2. Kecamatan Padang Hilir merupakan
kecamatan yang terluas dengan luas 11,441 km2 atau 29,76 persen dari luas Kota
Tebing Tinggi. Sebagian besar (50,93 persen) lahan di Kota Tebing Tinggi
digunakan sebagai lahan pertanian.
1.2.
Pemerintahan
Berdasarkan PERDA Kota Tebing Nomor 15 Tahun 2006
tanggal 31 November 2006, Kota Tebing Tinggi terdiri dari 5 kecamatan dan 35
kelurahan. Pusat Pemerintahan Kecamatan terletak di Kelurahan Pabatu untuk
Kecamatan Padang Hulu, Kelurahan Tanjung Marulak untuk Kecamatan Rambutan,
Kelurahan Tebing Tinggi untuk Kecamayan Padang Hilir, kelurahan Pinang Mancung
untuk Kecamatan Bajenis, dan Kelurahan Mandailing untuk Kecamatan Tebing Tinggi
Kota. Setiap Kelurahan berjarak kurang dari lima kilometer dari pusat pemerintahan masing
– masing kecamatan.
1.3.
Kondisi Demografi
Pada pertengahan tahun 2009, jumlah penduduk Kota
Tebing Tinggi sebanyak 142.717 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 32.807
rumah tangga. Dengan luas wilayah Kota Tebing Tinggi yang hanya 38,438 km2,
tingkat kepadatan penduduk kota
Tebing Tinggi mencapai 3,713 jiwa/km2. Jumlah penduduk laki – laki lebih
sedikit dari jumlah penduduk perempuan. Pada tahun 2009 jumlah penduduk laki –
laki sebanyak 70.072 jiwa (49,10persen) dan perempuan 72.645 (50,90 persen).
Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) penduduk Kota Tebing Tinggi sebesar
96,46 persen, yang berarti hanya ada 96 orang laki laki dalam 100 penduduk
perempuan. Sebagian besar penduduk Kota Tebing Tinggi berdomisili di Kecamatan
Bajenis (21,72 persen), Kecamatan Tebing Tinggi Kota 21,36 persen, Kecamatan
Rambutan 19,83 persen, sedangkan 19,67 persen Kecamatan Padang Hilir dan
sisanya 17,41 persen tinggal di Kecamatan Padang Hulu . Penduduk usia produktif
(15 – 64 tahun) di Kota Tebing Tinggi mencapai
67,92 persen dari total jumlah Penduduk. Sementara penduduk usia non produktif
(usia 0-14 tahun dan usia 64 tahun keatas) sebanyak 32,08 persen
1.4.
Infrastruktur
Wilayah Kota Tebing Tinggi
merupakan salah satu daerah perlintasan yang harus dilalui bagi kenderaan
bermotor yang hendak keluar masuk ke Kota Medan. Panjang jalan di Kota Tebing
Tinggi tahun 2009 mencapai 259,92 Km, terdiri dari Jalan Negara 19,20 Km, Jalan
Provinsi 5,00 Km, dan Jalan Kota 235,72 Km. Berdasarkan klasifikasinya, jalan
dengan status jalan negara seluruhnya termasuk dalam klasifikasi kelas I,
sedangkan jalan propinsi termasuk kelas II, dan jalan kota termasuk kelas III.
Selama tahun 2009 di Kota Tebing Tinggi terjadi perubahan kondisi jalan yang
cukup berarti. Jika pada tahun 2008 jalan yang berkondisi baik sepanjang 131,52
Km, kondisi sedang 78,62 Km, dan kondisi rusak sepanjang 10,49 Km, maka kondisi
pada tahun 2009 jalan yang berkondisi baik meningkat menjadi 212,97 Km, kondisi
sedang menjadi 25,67 Km, sedangkan yang
Tabel
1
Panjang Jalan di
Kota Tebing Tinggi Menurut menurut Status Jalan
No
|
Status Jalan
|
Tahun
|
||
2007
|
2008
|
2009
|
||
|
|
|
|
|
1.
|
Negara
|
19,20
|
19,20
|
19,20
|
2.
|
Provinsi
|
5,00
|
5,00
|
5,00
|
3.
|
Kota
|
194,76
|
196,43
|
235,72
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
218,96
|
220,63
|
259,92
|
Sumber
: Tebing
Tinggi Dalam Angka
2010, BPS,
2.
SEKTOR
UNGGULAN KOTA TEBING TINGGI
2.1. Kondisi Makro Perekonomian
Kota Tebing Tinggi
Berdasarkan penghitungan PDRB
atas dasar harga berlaku, Kinerja ekonomi Kota Tebing Tinggi tahun 2009 sebesar
2,03 triliun rupiah. Angka tersebut naik sekitar 11,47 persen dari tahun
sebelumnya yaitu sebesar 1,82 triliun rupiah. Kinerja ini masih dipengaruhi
oleh faktor inflasi, jika faktor inflasi dihilangkan, kinerja ekonomi riil di
Kota Tebing Tinggi tahun 2009 yang diukur dengan besaran PDRB atas dasar harga
konstan 2000 mencapai 1,09 triliun rupiah. Kinerja riil tersebut lebih tinggi
dari tahun 2008 yang sebesar 1,03 triliun rupiah. Pada tahun 2009, pertumbuhan
ekonomi Kota Tebing Tinggi mencapai 5,95 persen.
Pertumbuhan tersebut lebih
lambat dibandingkan tahun 2008 yang tumbuh sebesar 6,04 persen. Pertumbuhan
ekonomi yang paling cepat terjadi di sektor bangunan yang mencapai 7,40
persen. Kontribusi terbesar dalam pembentukan
PDRB Kota Tebing Tinggi adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran diikuti
oleh sector Industri Pengolahan dan Jasa – jasa. Pada tahun 2009 sektor
perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi sebesar 22,52 persen,
sedangkan sektor Jasa – jasa (termasuk jasa pendidikan dan kesehatan)
memberikan kontribusi sebesar 19,20 persen. Sektor lain yang memberikan
kontribusi cukup besar lainnya adalah sektor industri pengolahan yakni sebesar
19,60 persen. Jika dilihat menurut kelompok sektor, maka kelompok sektor
tersier memberikan kontribusi yang yang sangat besar pada perekonomian Kota
Tebing Tinggi. Tahun 2009 kelompok sektor ini mencapai 68,73 persen,
sedangkan kelompok sektor sekunder hanya
29,57 persen, dan kelompok sektor primer sebesar 1,71 persen.
Posisi
Perekonomian Kota Tebing Tinggi Dilihat Dari Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Di
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009
menduduki peringkat ke 20 dengan konstribusi sebesar 0,86 %. Peringkat 1
diduduki oleh Kota Medan yang
memberi konstribusi sebesar 30,84 %. sedangkan yang paling rendah adalah Kabupaten Pakpak
Barat. Urutan selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel
2
Posisi
Perekonomian Kota Tebing Tinggi Dilihat
Dari Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2009
( Milyar
Rupiah )
No
|
Kabupaten/Kota
|
Besaran
(Rp.
Juta)
|
Konstribusi
Pada
PDRB
Sumatera
Utara
(%)
|
|
|
|
|
Kabupaten
|
|
|
|
Nias
|
982.253
|
0.42
|
|
2.
|
Mandailing Natal
|
3,502.980
|
1.49
|
3.
|
Tapanuli Selatan
|
2,761.514
|
1.17
|
4.
|
Tapanuli Tengah
|
1,987.160
|
0.84
|
5.
|
Tapanuli Utara
|
3,392.626
|
1.44
|
6.
|
Toba Samosir
|
3,056.049
|
1.30
|
7.
|
Labuhan Batu
|
6,658.794
|
2.83
|
8.
|
Asahan
|
10,435.935
|
4.43
|
9.
|
Simalungun
|
9,221.620
|
3.91
|
10.
|
Dairi
|
3,392.997
|
1.44
|
11.
|
Karo
|
5,646.544
|
2.40
|
12.
|
Deli Serdang
|
34,172.480
|
14.50
|
13.
|
Langkat
|
14,786.580
|
6.28
|
14.
|
Nias Selatan
|
2,031.682
|
0.86
|
15.
|
Humbang Hasundutan
|
2,189.647
|
0.93
|
16.
|
Pakpak Bharat
|
290.299
|
0.12
|
17.
|
Samosir
|
1,519.319
|
0.64
|
18.
|
Serdang Bedagai
|
8,490.357
|
3.60
|
19.
|
Batu Bara
|
14,517.227
|
6.16
|
20.
|
Padang Lawas Utara
|
1,424.469
|
0.60
|
21.
|
Padang Lawas
|
1,349.482
|
0.57
|
22.
|
Labuhan Batu Selatan
|
5,472.191
|
2.32
|
23.
|
Labuhan Batu Utara
|
6,284.978
|
2.67
|
24.
|
Nias Utara
|
998.844
|
0.42
|
25.
|
Nias Barat
|
506.339
|
0.21
|
Kota
|
|
|
|
26.
|
Sibolga
|
1,361.122
|
0.58
|
27.
|
Tanjung Balai
|
2,754.807
|
1.17
|
28.
|
Pematang Siantar
|
3,746.216
|
1.59
|
29.
|
Tebing Tinggi
|
2,032.877
|
0.86
|
30.
|
Medan
|
72,666.893
|
30.84
|
31.
|
Binjai
|
4,312.459
|
1.83
|
32.
|
PadangSidempuan
|
1,899.012
|
0.81
|
33.
|
Gunung Sitoli
|
1,775.104
|
0.75
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
235 620,869
|
100,00
|
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2010.BPS 2010
2.2. Peranan Sektoral
Distribusi PDRB Kota Tebing
Tinggi berdasarkan sektor,
memperlihatkan bahwa tren yang terjadi di Kota Tebing Tinggi adalah layaknya yang terjadi di hampir semua
kota di dunia. Dimana, sektor yang mendominasi adalah sektor-sektor sekunder
dan tersier. Hasil publikasi BPS Kota Tebing Tinggi memperlihatkan bahwa
berdasarkan harga konstan tahun 1993, sektor perdagangan, hotel dan restoran
memberikan kontribusi sebesar 22,52 persen, sedangkan sektor Jasa – jasa termasuk jasa pendidikan dan kesehatan)
memberikan kontribusi sebesar 19,80 persen. Sektor lainnya yang memiliki
peranan adalah sektor angkutan
dan komunikasi. Perkembangan penciptaan nilai tambah sektoral dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel
2.1
Perkembangan
Nilai Tambah Sektor Perekonomian Kota Tebing Tinggi Tahun 2005 Sampai 2009
Berdasarkan Harga Konstan Tahun 1993 (Rp. Juta)
Sumber
: Tebing Tinggi Dalam Angka 2010.BPS 2010
No.
|
Sektor
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
|||||
Rupiah
(Juta)
|
%
|
Rupiah
(Juta)
|
%
|
Rupiah
(Juta)
|
%
|
Rupiah
(Juta)
|
%
|
Rupiah
(Juta)
|
%
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Pertanian
|
25.823,22
|
2,06
|
26.635,34
|
1,88
|
28.371,67
|
1,76
|
30.432,90
|
1,67
|
33.090,68
|
1,63
|
2
|
Penggalian
|
947,83
|
0,08
|
1.093,27
|
0,08
|
1.213,43
|
0,08
|
1.366,28
|
0,07
|
1.550,76
|
0,08
|
3
|
Industri Pengolahan
|
225.691,84
|
17,98
|
261.475,69
|
18,46
|
307.707,65
|
19,11
|
358.281,38
|
19,65
|
398.529,59
|
19,60
|
4
|
Listrik dan Air
Bersih
|
8.772,83
|
0,70
|
9.119,52
|
0,64
|
9.329,68
|
0,58
|
9.872,84
|
0,54
|
10.492,97
|
0,52
|
5
|
Bangunan
|
100.787,00
|
8,03
|
122.233,20
|
8,63
|
142.000,20
|
8,82
|
165.405,2
|
9,07
|
192048,29
|
9,45
|
6
|
Perdagangan, Hotel
dan Restauran
|
272.132,00
|
22,07
|
310.314,80
|
21,91
|
361.004,30
|
22,42
|
416.864,6
|
22,86
|
303.047,0
|
22,52
|
7
|
Angkutan dan
Komunikasi
|
223.140,90
|
17,85
|
243.025,20
|
17,16
|
2.59167,40
|
16,10
|
279.075,5
|
15,30
|
303.047,0
|
14,91
|
8
|
Keu/ Persewa/
Jasa Perusahaan
|
138.313,50
|
11,10
|
167.332,00
|
11,81
|
195811,40
|
12,16
|
220.696,6
|
12,10
|
246.048,9
|
12,10
|
9
|
Jasa-jasa
|
252.923,50
|
20,15
|
275.155,00
|
19,43
|
305.556,00
|
18,98
|
341.677,6
|
18,74
|
390.211,9
|
19,20
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PDRB Kota Tebing Tinggi
|
1.255.433,39
|
100,00
|
1.416.384,25
|
100,00
|
1.610.172,00
|
100,00
|
1.823.672,00
|
100,00
|
2.032.877,02
|
100,00
|
Dalam kurun waktu
2005 sampai 2009, secara rata-rata sektor Pertanian memberikan kontribusi yang relatif kecil,
bahkan cenderung murun dalam
penciptaan Nilai Tambah Bruto. Sektor lainnya yang juga memberikan kontribusi
yang relatif besar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran (22,92 %),
Sektor Industri Pengolahan (19,60 %), sektor jasa-jasa (19,20%), serta sektor Angkutan dan Komunikasi (14,91%), Sektor
Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan (12,10 %). Selain kelima sektor tersebut, sektor bangunan
juga
memperlihatkan kontribusi yang relatif lumayan, yaitu sekitar 9,45 %.
2.3. Sektor Unggulan
Secara umum, posisi sektor
perekonomian di Kota Tebing Tinggi, menunjukkan bahwa sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran
mempunyai konstribusi yang paling tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagai
pelayanan langsung jasa distribusi barang-barang kebutuhan pedesaan yang
diperolehnya dari kota orde yang diatasnya dan pada saat yang bersamaan
mengumpulkan hasil-hasil yang dari daerah pedesaan dan membawanya kepada kota
dengan orde diatasnya,
aktivitas perekonomian di Kota Tebing Tinggi menyediakan
pelayanan dasar seperti faktor produksi untuk pertanian dan barang-barang rumah
tangga dan fasilitas penyimpanan sementara hasil-hasil pertanian berkembang bagaimana layaknya
kota kecil atau kota hasil pertanian.
Dalam hal peranan sektor
perekonomian terhadap PDRB Kota Tebing Tinggi, sektor Perdagangan, Hotel dan
Restauran memberikan
kontribusi yang paling besar. Disamping itu, sektor angkutan dan komunikasi juga relatif
memberikan kontribusi yang besar dibandingkan dengan sektor lainnya. Terkait
dengan pertumbuhan sektoral, sektor bangunan, industri pengolahan
dan keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memperlihatkan adanya pertumbuhan
yang relatif lambat
dibandingkan dengan sektor lainnya. Penyerapan tenaga kerja, juga didominasi
oleh sektor jasa-jasa dan perdagangan. Sektor lain yang juga memberikan
kontribusi yang relatif lumayan terhadap penyerapan tenaga kerja adalah sektor
komunikasi, konstruksi dan industri pengolahan.
Memperhatikan
hal-hal di atas, terlihat bahwa sektor jasa-jasa di Kota Tebing Tinggi adalah
sektor yang menjadi harapan untuk menstimulir pembangunan. Akan tetapi, sebagai
sektor tersier, tentu saja dalam jangka panjang sektor ini hanya akan
berkembang manakala ada perkembangan yang juga besar terhadap sektor primer dan
terutama sektor sekunder. Sehingga, sektor industri pengolahan yang selama ini
juga memberikan kontribusi yang cukup bagi perekonomian daerah dapat menjadi
andalan untuk menstimulir perekonomian Kota Tebing Tinggi. Apalagi, sebagai daerah
perlintasan antara wilayah utara dan wilayah selatan provinsi Sumatera Utara, Kota Tebing
Tinggi relatif memiliki lahan yang cukup untuk pengembangan industri serta
relatif memiliki infrastruktur penunjang yang lebih baik bagi aktivitas
industri, dibandingkan dengan daerah lain di Propinsi Sumatera Utara
Jika dilihat menurut kelompok
sektor, maka kelompok sektor tersier,
yang meliputi : sektor perdagangan, hotel, dan
restoran, sektor pengankutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa, memberikan kontribusi yang
sangat besar pada perekonomian Kota Tebing Tinggi. Tahun 2009 kelompok sektor
ini mencapai 68,73 persen, sedangkan kelompok sektor sekunder,
yang meliputi : sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih
dan sektor bangunan, hanya
29,57 persen, dan kelompok sektor
primer , yang meliputi : sektor pertanian dan sektor
pertambangan dan penggalian sebesar
1,71 persen.
3.1.
SUB
SEKTOR UNGGULAN
3.1.1.
Industri
Pengolahan
Sektor Industri Pengolahan
mencakup kegiatan untuk mengubah atau mengolah suatu barang organik dan
atau bahan organik menjadi barang jadi maupun setengah jadi, baik dilakukan
dengan tangan maupun dengan mesin, sehingga memperoleh nilai yang lebih tinggi.
Sektor industri pengolahan di Kota Tebing
Tinggi dapat dibagi menjadi atas dua sub sector , yaitu : industri pengolahan
migas dan industri pengolahan non migas. Sub sektor industri pengolahan minyak
dan gas bumi, termasuk juga LPG yang dihasilkan oleh pengilangan gas alam.
Untuk Kota Tebing Tinggi, kegiatan yang termasuk sektor ini tidak ada, yang ada
hanyalah Sub sektor pengolahan non minyak dan gas bumi. Sub sektor pengolahan
non minyak dan gas bumi yang termasuk disini adalah : (1) Industri makanan. Minuman dan Tembakau,
di Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah : industri roti, tempe dan tahu, minuman, tepung
tapioka, mihun, mie bulat, pembuatan kerupuk (2) Industri tekstil,Pakaian Jadi dan Kulit
di Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah ; konveksi dan penjahitan, pembuatan
bernagai tas, sulaman kristik, (3) Industri Kayu, Perabot Rumah Tangga, di
Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah : penggergajian kayu, molding
kayu, meubel, arang kayu,
(4) Industri Kertas , Penerbitan dan Percetakan di
Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah ; percetakan, fotocopy, (5) Industri Kimia, Minyak Bumi,Batu Bara, Karet dan
Plastik di Kota
Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah ; Pengolah karet , (6) Industri
Barang Galian Bukan Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batu Bara di
Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah tidak ada, (7) Industri Logam Dasar, di
Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah ; tidak ada, (8) Industri Barang dari Logam, Mesin, dan Peralatannya,
di Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah ; pabrik knalpot dan
per mobil, alat-alat dapur, (9) Industri
Pengolah Lainnya di Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini
adalah ; pembuatan sapu, paving block.
a.
Konstribusi
Industri Pengolahan Terhadap
PDRB Kota Tebing Tinggi Berdasarkan Harga Konstan
Di dalam struktur industri pengolahan,
tiga industri
yang terlihat mempunyai konstribusi tertinggi adalah, pertama, industri Pupuk, Kimia dan Barang dari
Karet. Kedua, industri pengolahan makanan, minuman dan
tembakau, dan ketiga; Industri Barang dari Logam,
Mesin dan Peralatannya. Walau untuk Industri Barang dari Logam, Mesin dan
Peralatannya memperlihatkan kecenderungan terjadi penurunan. Berdasarkan
publikasi BPS Kota Tebing Tinggi, Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet
lainnya mampu menyumbang sekitar Rp. 285.754 juta. Dengan demikian, kontribusi
Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet. lainnya terhadap PDRB Kota Tebing
Tinggi Tahun 2009, adalah sekitar 14,06 % dimana pada saat yang sama, industri
pengolahan menyumbang 14,65 %. Perkembangan nilai tambah sektoral selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.1.
Perkembangan
Nilai Tambah Industri Pengolahan Kota
Tebing Tinggi Tahun 2005 hingga Tahun 2009 Berdasarkan Harga Konstan (Juta Rupiah )
No.
|
Industri
Pengolahan
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Industri Pengolahan
Makanan, Minuman dan Tembakau
|
4.213
|
1.993
|
5.566
|
4.390
|
4.829
|
2
|
Industri Pengolahan
Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas
Kaki
|
447
|
361
|
232
|
246
|
271
|
3
|
Industri Pengolahan
Kayu dan
Hasil Hutan Lainnya
|
-*
|
2.417
|
2.195
|
2.294
|
2.523
|
4
|
Industri Pengolahan
Kertas dan Barang Cetakan
|
410
|
467
|
502
|
532
|
584
|
5
|
Industri Pupuk,
Kimia dan Barang dari Karet
|
146341
|
155.458
|
550.382
|
259.776
|
285.754
|
6
|
Industri Barang
Galian Bukan
Logam, Kecuali
Minyak Bumi dan Batu Bara
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Industri Alat
Angkutan, Mesin dan Peralatan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
Industri Barang dari
Logam, Mesin dan Peralatannya
|
10.680
|
5.308
|
2.736
|
3.086
|
3395
|
9.
|
Industri Pengolahan
Lainnya
|
271
|
254
|
271
|
350
|
385
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
162.265
|
166.262
|
561.904
|
270.673
|
297.741
|
Sumber
: Tebing Tinggi Dalam Angka, BPS Kota Tebing Tinggi, 2010
Secara
rata-rata Industri
Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet dalam kurun waktu 2005 hingga 2009
menyumbangkan lebih kurang Rp.
279 milyard (harga konstan 1993)
yang berarti bahwa dibandingkan dengan industri lainnya, industri inilah yang
memberi konstribusi paling besar. Selain itu, rata-rata Sedangkan
Industri
Pengolahan Makanan, Minuman dan Tembakau
rata-rata dalam kurun
waktu 2005 hingga 2009 menyumbangkan lebih
kurang 4.198 milyard. Industri Pupuk, Kimia dan
Barang dari Karet di Kota Tebing Tinggi, hanya ditopang oleh industri
pengolahan karet.
b.
Jumlah
Industri Pengolahan di Kota
Tebing Tinggi
Jumlah industri pengolahan berdasarkan
kelompok industri, memperlihatkan bahwa kelompok industri makanan.
Minuman dan Tembakau merupakan perusahaan dengan jumlah yang paling
banyak (71 perusahaan). Dengan ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar pelaku
usaha industri di Kota Tebing Tinggi bergerak di bidang pengolahan berbasiskan
sumberdaya alam di Kota Tebing Tinggi.
Demikian juga Industri Kimia, Minyak
Bumi,Batu Bara, Karet dan Plastik, jumlahnya hanya 3 (tiga) unit khususnya industri
pengolah karet yang sudah berjalan lebih kurang 30 tahun usianya.
Tabel 3.2.
Banyaknya Industri Pengolahan di Kota Tebing Tinggi
No.
|
Jenis usaha
|
Jumlah
Unit Usaha
|
|
|
|
1
|
Industri makanan. Minuman dan Tembakau
|
71
|
2
|
Industri tekstil,Pakaian Jadi dan Kulit
|
34
|
3
|
Industri Kayu, Perabot Rumah Tangga
|
27
|
4
|
Industri Kertas , Penerbitan dan Percetakan
|
17
|
5
|
Industri Kimia, Minyak
Bumi,Batu Bara, Karet dan Plastik
|
3
|
6
|
Industri Barang Galian
Bukan Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batu Bara
|
0
|
7
|
Industri Logam Dasar
|
0
|
8
|
Industri Barang dari
Logam, Mesin, dan Peralatannya
|
3
|
9
|
Industri Pengolah Lainnya
|
5
|
|
|
|
|
Jumlah
|
160
|
Sumber : Bappeda Kota Tebing Tinggi 2011
c.
Penyerapan
Tenaga Kerja Pada Industri Pengolahan di Kota Tebing Tinggi
Industri Kimia, Minyak Bumi,Batu Bara, Karet dan Plastik merupakan
industri yang terbanyak menyerap tenaga kerja. Oleh
sebab itu sektor industri Industri
Kimia, Minyak Bumi,Batu Bara, Karet dan Plastik merupakan sub sektor yang dapat diunggulkan
untuk dapat meyerap tenaga kerja.
Sektor industri pengolahan di Kota Tebing Tinggi pada
beberapa tahun terakhir, cenderung memperlihatkan perkembangan yang lebih baik.
Walaupun menyumbang kontribusi yang relatif masih kecil, yang jelas terlihat
ada stimulasi yang stabil terhadap sektor tersebut. Hal ini setidaknya diperlihatkan
oleh kecenderungan pertumbuhan sektoral baik dalam penciptaan nilai tambah
maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja. Bahkan bisa di katakan, sebagai kota
pelintasan, Kota Tebing Tinggi bukan hanya berkedudukan sebagai daerah yang
hanya dilewati akan tetapi menjadi pusat
aktivitas yang menyediakan pelayanan dasar seperti faktor produksi terutama untuk sektor
sekunder dan tersier, termasuk aktivitas industri pengolahan.
Tenaga Kerja Industri Besar/Sedang umumnya bekerja
pada kelompok industri kimia, minyak bumi, batubara, karet dan plastik
yaitu sebanyak 1.108 orang. Kelompok
industri makanan, minuman, dan tembakau menyerap 245 orang, dan kelompok
industri barang dari logam, mesin dan peralatannya 123 orang. Tenaga kerja yang
lain tersebar di kelompok industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit 22 orang;
kelompok industri kayu, perabot rumah tangga 34 orang; kelompok industri
kertas, penerbitan dan percetakan 26 orang; dan kelompok industri pengolahan
lainnya 41 orang.
Dalam hal jumlah tenaga kerja, perkembangan penyerapan tenaga kerja kelompok
industri pengolahan menunjukkan bahwa industri pengolahan Industri Kimia, Minyak Bumi, Batubara,Karet dan
Plastik adalah
kelompok industri yang menyerap tenaga kerja yang relatif paling besar
dibandingkan dengan industri yang lain. Bahkan, dengan jumlah tenaga kerja yang
mencapai 1108
orang, sektor ini menyerap lebih dari 69,00 % tenaga kerja industri di Kota Tebing
Tinggi yang mencapai sekitar 1.599 orang
pada tahun 2009. Perkembangan penyerapan tenaga kerja selengkapnya, dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.3.
Jumlah Pekerja pada Perusahaan
Industri Besar/Sedang di Kota Tebing Tinggi menurut Kelompok Industri
No.
|
Industri
Pengolahan
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Industri Pengolahan
Makanan, Minuman dan
Tembakau
|
311
|
313
|
299
|
245
|
245
|
2
|
Industri Pengolahan
Tekstil,
Barang dari Kulit dan Alas Kaki
|
47
|
52
|
22
|
22
|
22
|
3
|
Industri Pengolahan
Kayu dan
Hasil Hutan Lainnya
|
|
|
34
|
34
|
34
|
4
|
Industri Pengolahan
Kertas dan
Barang Cetakan
|
28
|
28
|
34
|
26
|
26
|
5
|
Industri Pupuk,
Kimia dan
Barang dari Karet
|
1217
|
1 219
|
1 151
|
1 108
|
1 108
|
6
|
Industri Barang
Galian Bukan
Logam, Kecuali
Minyak Bumi dan Batu Bara
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Industri Alat
Angkutan, Mesin dan
Peralatan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
Industri Barang dari
Logam, Mesin dan
Peralatannya
|
294
|
294
|
161
|
123
|
123
|
9.
|
Industri Pengolahan
Lainnya
|
20
|
21
|
21
|
51
|
41
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
1.919
|
1 927
|
1 722
|
1 609
|
1 599
|
Sumber
: Tebing Tinggi Dalam Angka, BPS Kota Tebing Tinggi, 2010
Dengan jumlah tenaga kerja seperti yang
digambarkan pada
Tabel 4.10,
terlihat bahwa komposisi berdasarkan industri cenderung tidak memperlihatkan
perubahan dari tahun ke tahun. Akan tetapi dalam hal pertumbuhan jumlah tenaga
kerja tersebut, bagi Industri Pengolahan Makanan, Minuman dan Tembakaun mengalami
fluktuasi, namun cukup memberi konstribusi, demikian juga industri barang dari
logam, mesin dan peralatannya. cenderung mengalami penurunan.
Namun secara keseluruhan, industri pengolahan menunjukkan penurunan
penyerapan tenaga kerja.
d.
Nilai
Tambah Pada Industri Pengolahan di Kota Tebing Tinggi
Dilihat
dari biaya input yang dikeluarkan oleh masing-masing industri pengolahan, pada
Tahun 2009, Industri
Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet merupakan industri yang paling
banyak mengeluarkan biaya input, yaitu sebesar Rp. 1.442.338 Juta, namun
kelompok industri itu juga yang paling banyak memperoleh nilai output, yaitu
sebesar Rp. 1.728.092
Juta. Demikian juga dalam hal nilai tambah yang diperolehnya, yaitu sebesar Rp.
285.754 Juta. Oleh sebab itu kelompok Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet
merupakan industri yang mempunyai konstribusi terhadap Dengan demikian, kontribusi Industri
Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet. Pada PDRB Kota Tebing Tinggi,
atau sekitar
14,06 % dimana pada saat yang sama, industri pengolahan menyumbang 14,65 %.
Perkembangan nilai tambah sektoral selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel 3.4.
Biaya Input Perusahaan Industri
Besar/Sedang di Kota Tebing Tinggi menurut Kelompok Industri Tahun 2005-2009 (Juta Rupiah )
No.
|
Industri
Pengolahan
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Industri Pengolahan
Makanan, Minuman dan
Tembakau
|
12
500
|
11 247
|
19.119
|
15.888
|
17.478
|
2
|
Industri Pengolahan
Tekstil, Barang dari
Kulit dan Alas Kaki
|
430
|
434
|
435
|
457
|
503
|
3
|
Industri Pengolahan
Kayu dan
Hasil Hutan Lainnya
|
|
9 962
|
10.693
|
10.772
|
11.849
|
4
|
Industri Pengolahan
Kertas dan
Barang Cetakan
|
1 363
|
1 281
|
2.024
|
3.020
|
3.323
|
5
|
Industri Pupuk,
Kimia dan
Barang dari Karet
|
629 098
|
1 227 088
|
1.283.956
|
1.311.218
|
1.442.338
|
6
|
Industri Barang
Galian Bukan
Logam, Kecuali
Minyak Bumi dan Batu Bara
|
|
|
|
|
|
7
|
Industri Alat
Angkutan, Mesin dan
Peralatan
|
|
|
|
|
|
8
|
Industri Barang dari
Logam, Mesin dan
Peralatannya
|
6 470
|
10 790
|
3.621
|
3.532
|
3.885
|
9.
|
Industri Pengolahan
Lainnya
|
89
|
274
|
480
|
468
|
514
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
649 953
|
1 261 080
|
1.320.328
|
1.345.355
|
1.479.890
|
Tabel 3.5.
Nilai Output Perusahaan Industri Besar/Sedang di Kota
Tebing Tinggi menurut Kelompok Industri Tahun
2005-2009 (Juta Rupiah )
No.
|
Industri
Pengolahan
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Industri Pengolahan
Makanan, Minuman dan
Tembakau
|
16 714
|
13 241
|
24.685
|
20.278
|
22.307
|
2
|
Industri Pengolahan
Tekstil,
Barang dari Kulit dan Alas Kaki
|
877
|
796
|
667
|
703
|
774
|
3
|
Industri Pengolahan
Kayu dan
Hasil Hutan Lainnya
|
|
12 379
|
12.888
|
13.066
|
14.372
|
4
|
Industri Pengolahan
Kertas dan
Barang Cetakan
|
1 774
|
1 749
|
2.526
|
3.551
|
3.907
|
5
|
Industri Pupuk,
Kimia dan
Barang dari Karet
|
775 440
|
1 382 547
|
1.834.337
|
1.570.994
|
1.728.092
|
6
|
Industri Barang
Galian Bukan
Logam, Kecuali
Minyak Bumi dan Batu Bara
|
|
|
|
|
|
7
|
Industri Alat
Angkutan, Mesin dan
Peralatan
|
|
|
|
|
|
8
|
Industri Barang dari
Logam, Mesin dan
Peralatannya
|
17 150
|
16 098
|
6.377
|
6.618
|
7.280
|
9.
|
Industri Pengolahan
Lainnya
|
260
|
529
|
751
|
818
|
899
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
Tabel 3.6.
Nilai Tambah Perusahaan Industri Besar/Sedang di Kota
Tebing Tinggi menurut Kelompok Industri Tahun
2005-2009 (Juta Rupiah )
No.
|
Industri
Pengolahan
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Industri Pengolahan
Makanan, Minuman dan Tembakau
|
4.213
|
1.993
|
5.566
|
4.390
|
4.829
|
2
|
Industri Pengolahan
Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas
Kaki
|
447
|
361
|
232
|
246
|
271
|
3
|
Industri Pengolahan
Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
|
-*
|
2.417
|
2.195
|
2.294
|
2.523
|
4
|
Industri Pengolahan
Kertas dan Barang Cetakan
|
410
|
467
|
502
|
532
|
584
|
5
|
Industri Pupuk,
Kimia dan Barang dari Karet
|
146341
|
155.458
|
550.382
|
259.776
|
285.754
|
6
|
Industri Barang
Galian Bukan
Logam, Kecuali
Minyak Bumi dan Batu Bara
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Industri Alat
Angkutan, Mesin dan Peralatan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
Industri Barang dari
Logam, Mesin dan Peralatannya
|
10.680
|
5.308
|
2.736
|
3.086
|
3.395
|
9.
|
Industri Pengolahan
Lainnya
|
271
|
254
|
271
|
350
|
385
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
162.265
|
166.262
|
561.904
|
270.673
|
297.741
|
Tabel 3.7.
Konstribusi
Industri
Pengolahan Kota
Tebing Tinggi Tahun 2005 Terhadap PDRB Tahun 2009 Berdasarkan Harga Konstan 1993
(%)
No.
|
Industri
Pengolahan
|
Nilai Tambah
Tahun 2009
(Juta Rupiah )
|
Konstribusi
Terhadap Industri Pengolahan
(%)
|
Konstribusi
Terhadap
PDRB
Kota Tebing
Tinggi
(%)
|
|
|
|
|
|
1
|
Industri Pengolahan
Makanan, Minuman dan Tembakau
|
4.829
|
1.62
|
0.24
|
2
|
Industri Pengolahan
Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas
Kaki
|
271
|
0.09
|
0.01
|
3
|
Industri Pengolahan
Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
|
2.523
|
0.85
|
0.12
|
4
|
Industri Pengolahan
Kertas dan Barang Cetakan
|
584
|
0.20
|
0.03
|
5
|
Industri Pupuk,
Kimia dan Barang dari Karet
|
285.754
|
95.97
|
14,06
|
6
|
Industri Barang
Galian Bukan
Logam, Kecuali
Minyak Bumi dan Batu Bara
|
-
|
|
0
|
7
|
Industri Alat
Angkutan, Mesin dan Peralatan
|
-
|
|
0
|
8
|
Industri Barang dari
Logam, Mesin dan Peralatannya
|
3395
|
1.14
|
0.17
|
9.
|
Industri Pengolahan
Lainnya
|
385
|
0.13
|
0.02
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
297.741
|
100,00
|
14.65
|
Kontribusi yang diberikan oleh industri Industri Pupuk, Kimia
dan Barang dari Karet,
relatif besar juga memperlihatkan tren yang naik dalam kurun waktu tahun 2005
sampai 2009.
3.1.2.
Industri
Pengolahan Unggulan
Berdasarkan sub sektor-nya,
sektor industri pengolahan dapat dikelompokkan ke dalam 9
(sembilan) industri.
Kesembilan industri
tersebut adalah industri makanan, minuman dan tembakau, industri tekstil,
barang dari kulit dan alas kaki, industri kayu dan hasil hutan lainnya,
industri kertas dan barang cetakan, industri pupuk, kimia dan barang dari
karet, industri semen dan barang galian non logam, industri alat angkutan,
mesin dan peralatannya serta industri barang lainnya.
Sedangkan berdasarkan
kelompoknya, industri pengolahan dapat dibagi ke dalam 3 bagian yaitu industri
aneka, industri pengolahan hasil pertanian dan kehutanan serta industri logam,
mesin, kimia dan elektronika.
Keragaman sektor industri di
Kota Tebing Tinggi, baik berdasarkan sub sektor industri pengolahan maupun
berdasarkan kelompok industri, memperlihatkan bahwa di hampir semua indikator,
Industri Kimia, Minyak Bumi, Batu Bara, Karet dan Plastik merupakan industri
yang memiliki peranan yang besar bagi perekonomian Kota Tebing Tinggi, Walau
dalam hal jumlah
sangatlah kecil (3 Unit usaha),
namun kontribusi
dan pertumbuhan nilai tambahnya sangat besar. Industri makanan, minuman dan tembakau
relatif masih kecil, walau dari segi jumlah sangat besar (71
unit usaha). Akan
tetapi, dalam hal pertumbuhan industri tahunan maupun pertumbuhan rata-rata
tahun 2005
sampai 2009,
prospek yang cerah ditunjukkan oleh Industri Makanan, Minuman dan Tembakau dan industri makanan dan
minuman. Namun bedasarkan
kelompok industri, pertumbuhan dan komposisi perusahaan yang ada pada Industri
Kimia, Minyak Bumi, Batu Bara, Karet dan Plastik. Kelompok industri ini
memperlihatkan dominasi dibandingkan dengan kelompok industri lainnya dalam hal
penyerapan tenaga kerja, besaran nilai investasi dan nilai produksi dalam kurun
waktu 2005
hingga 2009.
Dengan memperhatikan hal tersebut, maka Kota Tebing Tinggi pada dasarnya
mengandalkan Industri Kimia, Minyak Bumi, Batu Bara, Karet dan Plastik. Dalam
hal ini, Kota Tebing Tinggi dapat menjadi Industri Kimia, Minyak Bumi, Batu
Bara, Karet dan Plastik dapat menjadi industri unggulan Kota Tebing Tinggi.
Dan apabila dibedah lebih dalam lagi, industri ini hanya ditopang oleh satu
jenis industri, yaitu pengolahan karet.
K E S I M P U L A N
1. Produk unggulan dari Kota
Tebing Tinggi adalah
Tahapan
|
Tebing Tinggi
|
5 Produk Unggulan
|
·
Ubi
Kayu
·
Padi,
·
Karet
·
Kayu
Olahan
·
Peternakan
|
2 Produk Unggulan
|
·
Karet
·
Ubi
Kayu
|
1 Produk Unggulan
|
·
Ubi
Kayu
|
2. Konsep rantai nilai (value
chain) dikembangkan oleh Michael Porter, dimana pendekatan rantai nilai ini
didasarkan pada serangkaian kegiatan yang berurutan yang merupakan sekumpulan
aktivitas nilai (value activities) yang dilakukan untuk mendesain,
memproduksi, memasarkan, mengirim dan mendukung produk & jasa mereka.
Konsep ini secara rinci menganalisa aktivitas-aktivitas nilai ini, dimana
dianalisis mengenai bagaimana suatu organisasi melaksanakan aktivitasnya, serta
bagaimana aktivitas-aktivitas tersebut berinteraksi dan apa kepentingan dari
setiap aktivitas tersebut. Rantai nilai produk unggulan dari Kota Tebing Tinggi
adalah sebagai berikut:
Daerah / Produk
|
Rantai Nilai
|
Tebing Tinggi : Ubi Kayu
|
·
Pembudidayaan ubi kayu secara efisien
·
Pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka
·
Pengolahan tepung tapioka menjadi hasil
akhir sederhana
·
Pemasaran tepung tapioka
|
3.
Kompetensi
inti yang akan dikembangkan pada Kota Tebing Tinggi:
Daerah / Produk
|
Rantai Nilai
|
Tebing Tinggi : Ubi Kayu
|
·
Pengolahan ubi kayu menjadi tepung ubi kayu
|
4.
Bentuk
kelembagaan yang akan dikembangkan pada Kota Tebing Tinggi :
Daerah / Produk
|
Bentuk Kelembagaan
|
Tebing Tinggi : Ubi Kayu
|
·
Sekolah Pertanian
·
Kelompok Tani
·
UPT / Demplot Pembudidayaan
ubi kayu (Kerjasama dengan Dinas Pertanian)
|
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdullah, Pitter, 2002, Daya
Saing Daerah: Konsep dan Pengukurannya di Indonesia, Cetakan Pertama, Pusat
Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia bekerjama BPFE, Jogyakarta.
2. DOKUMEN :
Kota Tebing Tinggi Dalam Angka 2010.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Tebing Tinggi Menurut Lapangan Usaha
Kota Tebing Tinggi Dalam Angka 2010.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Tebing Tinggi Menurut Lapangan Usaha
3. KPPOD, 2005, Daya Tarik
Investasi Kabupaten/Kota di Indonesia 2004: Persepsi Dunia Usaha, kerjasama
USAID-The Asia Foundation-KPPOD, Jakarta.
4. Tjahajana, Agus, Dari Klaster
Menuju Peningkatan Daya Saing Industri,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar