Sabtu, 15 November 2014

ANALISIS DAYA SAING KOMODITI PERTANIAN DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

Oleh :

Said Muhammad Abror 
NIM: 137003011


I.     PENDAHULUAN
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional (Abdullah, et al., 2002). Oleh karena itu perlu dipahami bahwa Proses menuju kemandirian suatu daerah dalam era globalisasi saat ini tidaklah terlepas dari perlu adanya daya saing dalam membentuknya.
Secara konsep, daya saing menunjukkan kemampuan suatu daerah dibandingkan dengan daerah lain dalam menetapkan strategi yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Daerah harus mencari dan mengenal potensi yang akan dikembangkan dan dapat berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat setempat. Apalagi dengan semakin terbukanya pasar bebas yang memungkinkan produk impor masuk ke daerah-daerah, tentunya usaha-usaha yang dilakukan daerah harus lebih nyata dan terukur. Ukuran keberhasilannya adalah meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu. Setiap daerah dituntut untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif yang dapat menciptakan ide-ide baru, perbaikan-perbaikan yang dapat mendorong tumbuhnya usaha-usaha baru, industri baru, lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.
Sektor pertanian merupakan sektor utama yang menopang perekonomian Indonesia, tidak terkecuali Kabupaten Labuhanbatu Utara, hal ini dapat dilihat dari nilai PDRB Kabupaten Labuhanbatu Utara dimana sampai dengan tahun 2013 sektor pertanian merupakan sektor terunggul dengan tingkat persentase sebesar 35,63 %. Dilihat dari tingkat pertumbuhannya sektor pertanian memiliki nilai pertumbuhan rata-rata sebesar 13,91 % pertahun. Tingginya nilai sektor pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tentu saja disebabkan karena sub sektor perkebunan terutama komoditi kelapa sawit yang memang menjadi komoditi andalan kabupaten ini.
Selain sub sektor perkebunan, sub sektor pertanian tanaman pangan juga merupakan sektor yang menjanjikan, sebagaimana yang diketahui salah satu komoditi andalan Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah Beras Kuku Balam (BKB) dari Kecamatan Tanjung Leidong dengan luas tanaman 6.500 Ha dan Kecamatan Kualuh Hilir seluas 13.000 Ha, sangat terkenal sampai keluar Sumatera.
Adapun tujuan dari kajian ini untuk menilai sejauh mana keunggulan komperatif  dan kompetitif komoditi pertanian dalam membentuk daya saing di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
2.  METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitis yaitu kombinasi dari metode deskriptif dan metode analitis. Metode analitis bertujuan menguji kebenaran hipotesis dan metode deskriptif bertujuan memperoleh deskripsi yang terpercaya dan berguna. Penelitian deskriptif yang baik merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk penelitian analitis. Penelitian analitis tentulah akhirnya untuk membuat deskripsi baru yang lebih sempurna (Soeratno dan Arsyad, 1995).
2.1. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan didalam kajian ini adalah data sekunder dengan pengelompokan komoditi tanaman pangan, palawija, hortikultura dan perkebunan. Adapun sumber data adalah data dari Labuhanbatu Utara Dalam Angka Tahun 2012 dan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2013.
2.2.  Analisis Data
Analisis data yang digunakan menggunakan analisa Location Question (LQ) untuk menganalisa untuk analisis keunggulan kompetitif sector unggulan.


Analisa Location Location/LQ
Analisis LQ merupakan metode untuk mengukur keunggulan komparatif wilayah. LQ merupakan suatu indeks untuk membandingkan pangsa sub wilayah dalam aktifitas tertentu dengan pangsa total aktifitas wilayah. Secara lebih operasional, LQ didefinisikan sebagai rasio persentase dari total aktifitas pada sub wilayah ke-i terhadap persentase aktifitas total terhadap wilayah yang diamati. Persamaan dari LQ ini adalah :

LQij = Xij / Xi.
                                                                 X.j / X..

Dimana :
Xij    = derajat aktifitas ke-j di wilayah ke-i
Xi.      = total aktifitas di wilayah ke-i
X.j    = total aktifitas ke-j di semua wilayah
X..     = derajat aktifitas total wilayah

Perumusan LQ akan memberikan alternatif nilai, yaitu : LQ>1, LQ<1 dan LQ = 1, jika memakai produksi sebagai bahan pertimbangan dalam perhitungan LQ, maka :
·      Jika nilai LQij > 1, mempunyai arti komoditas tersebut merupakan sektor basis. Produksi komoditas yang bersangkutan sudah melebihi kebutuhan konsumsi didaerah dimana komoditas tersebut dihasilkan dan kelebihannya dapat dijual ke luar daerah.
·      Jika nilai LQij = 1, mempunyai arti produksi komuditas tersebut hanya cukup untuk kebutuhan daerah setempat.
·      Jika nilai LQij < 1, mempunyai arti produksi komuditas tersebut belum mencukupi kebutuhan daerah tersebut, belum mencukupi konsumsi daerah tersebut dimana pemenuhannya didatangkan didaerah lain.

3. PEMBAHASAN  DAN ANALISIS
Kabupaten Labuhanbatu Utara berada pada kawasan Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara yang terletak 99025’00’’ -  100005’00’’ Bujur Timur dan 01058’00’’ – 02050’00’’ Lintang Utara dengan ketinggian 0 – 2.151 meter di atas permukaan laut.

Kabupaten Labuhanbatu Utara memiliki wilayah seluas 354.580 Ha dengan batas-batas sebagai berikut :
·      Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka;
·      Sebelah Selatan dengan Kabupaten Labuhanbatudan Kabupaten Padang Lawas Utara;
·      Sebelah Barat dengan Kabupaten Tapanuli Utara; dan Kabupaten Toba Samosir
·      Sebelah Timur dengan Kabupaten Labuhanbatu
Kabupaten Labuhanbatu Utara terdiri dari 8 (delapan) kecamatan, meliputi Kecamatan : NA IX-X, Marbau, Aek Kuo, Aek Natas, Kualuh Selatan, Kualuh Hilir, Kualuh Hulu dan Kualuh Leidong.
          Sektor pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara dikelompokan pada kelompok tanaman pangan, meliputi komoditi padi sawah dan padi ladang, tanaman palawija meliputi jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar dan ubi kayu. Kelompok tanaman hortikultura terdiri dari komoditi sayuran dan buah-buahan serta kelompok tanaman perkebunan meliputi : komoditi karet, kelapa, kelapa sawit dan cacao.
          Sampai dengan tahun 2012 jumlah produksi tanaman pertanian tersebut, terdiri dari tanaman pangan 164.628,70 ton, tanaman palawija 9.460,46 ton, tanaman hortikultura       343,30 ton dan tanaman perkebunan 207.770,84 ton. Lihat Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.



Berdasarkan analisis LQ terhadap pengelompokan komoditi pertanian tersebut, diperoleh hasil, untuk tanaman pangan pangan di Kabupaten Labuhanbatu Utara merupakan sektor basis (nilai LQ > 1 yaitu 4.76) dan kelebihan bagi konsumsi wilayahnya. Adapun jenis komoditas tersebut adalah komoditi padi yang berasal dari Kec. Kualuh Hilir dan Kec. Kualuh Leidong dimana kedua kecamatan ini merupakan daerah surplus bagi kecamatan lainnya di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Sektor basis selanjutnya adalah komoditi perkebunan, dimana nilai LQ > 1 yaitu 3,84. Kabupaten Labuhanbatu Utara memang dikenal sebagai wilayah unggul bagi komoditas perkebunan dengan komoditi kelapa sawit, diikuti oleh karet, kelapa dan coklat. Sedangkan untuk komoditas palawija dan hortikultura Kabupaten Labuhanbatu Utara merupakan daerah non surflus dimana kebutuhan konsumsi masih membutuhkan dari daerah lainnya.
       Berdasarkan analisis keunggulan komperatif, disimpulkan Kabupaten Labuhanbatu Utara memiliki sektor unggulan pertanian, dengan komoditas tanaman pangan dan perkebunan. Dengan mengetahui kondisi ini, maka Kabupaten Labuhanbatu Utara diharapkan memiliki daya saing dalam menghasilkan dan memasarkan komoditas unggulan tersebut.

4. KESIMPULAN
Globalisasi membawa konsekuensi logis setiap negara di dunia dihadapkan pada situasi persaingan yang ketat. Persoalan penciptaan daya saing di lndonesia bukanlah persoalan mudah. Berbagai hambatan yang dihadapi bukanlah permasalahan di tataran satu sektor saja, akan tetapi bersifat sangat multi dimensi. Dalam tataran penciptaan stabilitas makro, hambatan muncul dari adanya permasalahan seperti inflasi, suku bunga tinggi, nilai rupiah yang tidak stabil, serta pengeluaran pemerintah yang defisit. Investasi mulai membaik namun masih rendah dan pertumbuhan ekspor lebih rendah dari impor. Kemampuan penguasaan iptek yang masih lemah juga tidak mendukung daya saing perekonomian.
Tidak terkecuali halnya juga dengan daya saing komoditi unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Labuhanbatu Utara. Untuk mampu mempertahankan komoditi unggulan tersebut agar mampu bersaing di pasar global, termasuk juga pada pasar lokal dan regional, maka perlu adanya upaya yang strategis dilakukan pemerintah agar dapat menghasilkan kebijakan dan program pembangunan yang efisien dan efektif dalam pengembangan wilayahnya.
Adapun usulan strategi kebijakan untuk dapat meningkatkan daya saing perekonomian wilayah terutama pada sector unggulan tanaman pangan di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah sebagai berikut :
  1.    Penguatan managemen institusi pemerintahan agar dapat memberikan pelayanan yang baik (public service) kepada masyarakat sebagai modal utama penggerak aktifitas pertanian
  2. Penetrasi dukungan program nyata pemerintah kepada masyarakat agar dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas, baik itu menyangkut kinerja maupun produk yang dihasilkan
  3. Penciptaan iklim ekonomi makro dan mikro yang mampu memberikan pola hubungan yang baik, saling mendukung dan integrative
  4.   Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ditunjang dengan penguasaan teknologi, agar mampu kreatif dan inovatif dalam menghasilkan produk unggulan
  5.  Diservifikasi produk turunan, agar menciptakan peluang ekonomi baru

         Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh sebab itu perecanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu mengenai karakter ekonomi, social dan fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Daya saing merupakan kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang memenuhi pengujian internasional, dan dalam saat kemampuan daerah menghasilkan tingkat pendapatan yang tinggi dan kebelanjutan, atau kemampuan daerah menghasilkan tingkat pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi dengan tetap terbuka terhadap persaingan eksternal (European Commission, 1999).

   
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, et al., 2002. Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan. Cetakan Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Soeratno & Arsyad, Lincolin 1995. Metode Penilitian : Untuk Ekonomi dan Bisnis.Yogyakarta: UPP YKPN
Badan Pusat Statistik, 2012. Kabupaten Labuhanbatu Utara Dalam Angka 2012. BPS. Labuhanbatu Utara.
Badan Pusat Statistik, 2013. Propinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2013. BPS. Sumatera Utara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar