Sabtu, 15 November 2014

DAYA SAING INTI INDUSTRI KOTA TEBING TINGGI

Oleh:
TORA DAENG MASARO
NIM : 137003048


PENDAHULUAN


1.    GAMBARAN UMUM KOTA TEBING TINGGI

1.1.           Kondisi Geografi

Kota Tebing Tinggi merupakan satu dari tujuh kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara, berjarak lebih kurang  78 kilometer dari Kota Medan. Ibu kota Provinsi Sumatera Utara.  Kota Tebing Tinggi terletak pada  3º 19' ́00" - 3º 21’00” Lintang Utara dan 98º 11’ - 98 º21’ Bujur Timur. Kota Tebing Tinggi berada dibagian tengah Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai yang Dibatasi oleh PT. (Persero) Perkebunan Nusantara  III Rambutan di Sebelah Utara, PT.Socfindo Kebun Tanah Besih di sebelah Timur, PT. (Persero) Perkebunan Nusantara  III Kebun Pabatu di sebelah Selatan, dan PT. (Persero) Perkebunan Nusantara  III Kebun Gunung Pamela di sebelah Barat. Hingga Desember 2009, Kota Tebing Tinggi terdiri dari 5 kecamatan dan 35 kelurahan dengan luas wilayah 38,438 km2. Kecamatan Padang Hilir merupakan kecamatan yang terluas dengan luas 11,441 km2 atau 29,76 persen dari luas Kota Tebing Tinggi. Sebagian besar (50,93 persen) lahan di Kota Tebing Tinggi digunakan sebagai lahan pertanian.

1.2.        Pemerintahan

Berdasarkan PERDA Kota Tebing Nomor 15 Tahun 2006 tanggal 31 November 2006, Kota Tebing Tinggi terdiri dari 5 kecamatan dan 35 kelurahan. Pusat Pemerintahan Kecamatan terletak di Kelurahan Pabatu untuk Kecamatan Padang Hulu, Kelurahan Tanjung Marulak untuk Kecamatan Rambutan, Kelurahan Tebing Tinggi untuk Kecamayan Padang Hilir, kelurahan Pinang Mancung untuk Kecamatan Bajenis, dan Kelurahan Mandailing untuk Kecamatan Tebing Tinggi Kota. Setiap Kelurahan berjarak kurang dari lima kilometer dari pusat pemerintahan masing – masing kecamatan.

1.3.        Kondisi Demografi

Pada pertengahan tahun 2009, jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi sebanyak 142.717 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 32.807 rumah tangga. Dengan luas wilayah Kota Tebing Tinggi yang hanya 38,438 km2, tingkat kepadatan penduduk kota Tebing Tinggi mencapai 3,713 jiwa/km2. Jumlah penduduk laki – laki lebih sedikit dari jumlah penduduk perempuan. Pada tahun 2009 jumlah penduduk laki – laki sebanyak 70.072 jiwa (49,10persen) dan perempuan 72.645 (50,90 persen). Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) penduduk Kota Tebing Tinggi sebesar 96,46 persen, yang berarti hanya ada 96 orang laki laki dalam 100 penduduk perempuan. Sebagian besar penduduk Kota Tebing Tinggi berdomisili di Kecamatan Bajenis (21,72 persen), Kecamatan Tebing Tinggi Kota 21,36 persen, Kecamatan Rambutan 19,83 persen, sedangkan 19,67 persen Kecamatan Padang Hilir dan sisanya 17,41 persen tinggal di Kecamatan Padang Hulu . Penduduk usia produktif
(15 – 64 tahun) di Kota Tebing Tinggi mencapai 67,92 persen dari total jumlah Penduduk. Sementara penduduk usia non produktif (usia 0-14 tahun dan usia 64 tahun keatas) sebanyak 32,08 persen

1.4.        Infrastruktur
Wilayah Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu daerah perlintasan yang harus dilalui bagi kenderaan bermotor yang hendak keluar masuk ke Kota Medan. Panjang jalan di Kota Tebing Tinggi tahun 2009 mencapai 259,92 Km, terdiri dari Jalan Negara 19,20 Km, Jalan Provinsi 5,00 Km, dan Jalan Kota 235,72 Km. Berdasarkan klasifikasinya, jalan dengan status jalan negara seluruhnya termasuk dalam klasifikasi kelas I, sedangkan jalan propinsi termasuk kelas II, dan jalan kota termasuk kelas III. Selama tahun 2009 di Kota Tebing Tinggi terjadi perubahan kondisi jalan yang cukup berarti. Jika pada tahun 2008 jalan yang berkondisi baik sepanjang 131,52 Km, kondisi sedang 78,62 Km, dan kondisi rusak sepanjang 10,49 Km, maka kondisi pada tahun 2009 jalan yang berkondisi baik meningkat menjadi 212,97 Km, kondisi sedang menjadi 25,67 Km, sedangkan yang

Tabel 1
Panjang Jalan di Kota Tebing Tinggi Menurut menurut Status Jalan

No

Status Jalan


Tahun

2007
2008
2009





1.
Negara
19,20
19,20
19,20
2.
Provinsi
5,00
5,00
5,00
3.
Kota
194,76
196,43
235,72






Jumlah
218,96
220,63
259,92
Sumber : Tebing Tinggi  Dalam Angka 2010,  BPS,


2.    SEKTOR UNGGULAN KOTA TEBING TINGGI

 2.1.    Kondisi Makro Perekonomian Kota Tebing Tinggi
Berdasarkan penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku, Kinerja ekonomi Kota Tebing Tinggi tahun 2009 sebesar 2,03 triliun rupiah. Angka tersebut naik sekitar 11,47 persen dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,82 triliun rupiah. Kinerja ini masih dipengaruhi oleh faktor inflasi, jika faktor inflasi dihilangkan, kinerja ekonomi riil di Kota Tebing Tinggi tahun 2009 yang diukur dengan besaran PDRB atas dasar harga konstan 2000 mencapai 1,09 triliun rupiah. Kinerja riil tersebut lebih tinggi dari tahun 2008 yang sebesar 1,03 triliun rupiah. Pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Kota Tebing Tinggi mencapai 5,95 persen.
Pertumbuhan tersebut lebih lambat dibandingkan tahun 2008 yang tumbuh sebesar 6,04 persen. Pertumbuhan ekonomi yang paling cepat terjadi di sektor bangunan yang mencapai 7,40 persen.  Kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Tebing Tinggi adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran diikuti oleh sector Industri Pengolahan dan Jasa – jasa. Pada tahun 2009 sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi sebesar 22,52 persen, sedangkan sektor Jasa – jasa (termasuk jasa pendidikan dan kesehatan) memberikan kontribusi sebesar 19,20 persen. Sektor lain yang memberikan kontribusi cukup besar lainnya adalah sektor industri pengolahan yakni sebesar 19,60 persen. Jika dilihat menurut kelompok sektor, maka kelompok sektor tersier memberikan kontribusi yang yang sangat besar pada perekonomian Kota Tebing Tinggi. Tahun 2009 kelompok sektor ini mencapai 68,73 persen, sedangkan  kelompok sektor sekunder hanya 29,57 persen, dan kelompok sektor primer sebesar 1,71 persen.
Posisi Perekonomian Kota Tebing Tinggi  Dilihat Dari Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009  menduduki peringkat ke 20 dengan konstribusi sebesar 0,86 %. Peringkat 1 diduduki oleh Kota Medan yang memberi konstribusi sebesar 30,84 %. sedangkan  yang paling rendah adalah Kabupaten Pakpak Barat. Urutan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

  
Tabel 2
Posisi Perekonomian Kota Tebing Tinggi  Dilihat Dari Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009
( Milyar Rupiah )


No




Kabupaten/Kota

Besaran
(Rp. Juta)

Konstribusi Pada
PDRB
Sumatera Utara
(%)




Kabupaten


Nias
982.253
                0.42
2.
Mandailing Natal
3,502.980
                1.49
3.
Tapanuli Selatan
2,761.514
                1.17
4.
Tapanuli Tengah
1,987.160
                0.84
5.
Tapanuli Utara
3,392.626
                1.44
6.
Toba Samosir
3,056.049
                1.30
7.
Labuhan Batu
6,658.794
                2.83
8.
Asahan
10,435.935
                4.43
9.
Simalungun
9,221.620
                3.91
10.
Dairi
3,392.997
                1.44
11.
Karo
5,646.544
                2.40
12.
Deli Serdang
34,172.480
              14.50
13.
Langkat
14,786.580
                6.28
14.
Nias Selatan
2,031.682
                0.86
15.
Humbang Hasundutan
2,189.647
                0.93
16.
Pakpak Bharat
290.299
                0.12
17.
Samosir
1,519.319
                0.64
18.
Serdang Bedagai
8,490.357
                3.60
19.
Batu Bara
14,517.227
                6.16
20.
Padang Lawas Utara
1,424.469
                0.60
21.
Padang Lawas
1,349.482
                0.57
22.
Labuhan Batu Selatan
5,472.191
                2.32
23.
Labuhan Batu Utara
6,284.978
                2.67
24.
Nias Utara
998.844
                0.42
25.
Nias Barat
506.339
                0.21
Kota


26.
Sibolga
1,361.122
                0.58
27.
Tanjung Balai
2,754.807
                1.17
28.
Pematang Siantar
3,746.216
                1.59
29.
Tebing Tinggi
2,032.877
                0.86
30.
Medan
72,666.893
              30.84
31.
Binjai
4,312.459
                1.83
32.
PadangSidempuan
1,899.012
                0.81
33.
Gunung Sitoli
1,775.104
                0.75






Jumlah


235 620,869

100,00
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2010.BPS 2010

 2.2.    Peranan Sektoral
Distribusi PDRB Kota Tebing Tinggi  berdasarkan sektor, memperlihatkan bahwa tren yang terjadi di Kota Tebing Tinggi  adalah layaknya yang terjadi di hampir semua kota di dunia. Dimana, sektor yang mendominasi adalah sektor-sektor sekunder dan tersier. Hasil publikasi BPS Kota Tebing Tinggi memperlihatkan bahwa berdasarkan harga konstan tahun 1993, sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi sebesar 22,52 persen, sedangkan sektor Jasa – jasa  termasuk jasa pendidikan dan kesehatan) memberikan kontribusi sebesar 19,80 persen. Sektor lainnya yang memiliki peranan adalah sektor angkutan dan komunikasi. Perkembangan penciptaan nilai tambah sektoral dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2.1
Perkembangan Nilai Tambah Sektor Perekonomian Kota Tebing Tinggi Tahun 2005 Sampai 2009 Berdasarkan Harga Konstan Tahun 1993 (Rp. Juta)
Sumber : Tebing Tinggi  Dalam Angka 2010.BPS 2010


No.



Sektor

2005

2006


2007

2008

2009

Rupiah
(Juta)


%

Rupiah
(Juta)


%

Rupiah
(Juta)


%

Rupiah
(Juta)


%

Rupiah
(Juta)

%












1
Pertanian
25.823,22
2,06
26.635,34
1,88
28.371,67
1,76
30.432,90
1,67
33.090,68
1,63
2
Penggalian
947,83
0,08
1.093,27
0,08
1.213,43
0,08
1.366,28
0,07
1.550,76
0,08
3
Industri Pengolahan
225.691,84
17,98
261.475,69
18,46
307.707,65
19,11
358.281,38
19,65
398.529,59
19,60
4
Listrik dan Air Bersih
8.772,83
0,70
9.119,52
0,64
9.329,68
0,58
9.872,84
0,54
10.492,97
0,52
5
Bangunan
100.787,00
8,03
122.233,20
8,63
142.000,20
8,82
165.405,2
9,07
192048,29
9,45
6
Perdagangan, Hotel dan Restauran
272.132,00
22,07
310.314,80
21,91
361.004,30
22,42
416.864,6
22,86
303.047,0
22,52
7
Angkutan dan Komunikasi
223.140,90
17,85
243.025,20
17,16
2.59167,40
16,10
279.075,5
15,30
303.047,0
14,91
8
Keu/ Persewa/ Jasa Perusahaan
138.313,50
11,10
167.332,00
11,81
195811,40
12,16
220.696,6
12,10
246.048,9
12,10
9
Jasa-jasa
252.923,50
20,15
275.155,00
19,43
305.556,00
18,98
341.677,6
18,74
390.211,9
19,20














PDRB Kota Tebing Tinggi

1.255.433,39
100,00
1.416.384,25
100,00
1.610.172,00
100,00
1.823.672,00
100,00
2.032.877,02
100,00

Dalam kurun waktu 2005 sampai 2009, secara rata-rata sektor Pertanian  memberikan kontribusi yang relatif kecil, bahkan cenderung murun dalam penciptaan Nilai Tambah Bruto. Sektor lainnya yang juga memberikan kontribusi yang relatif besar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran (22,92 %), Sektor Industri Pengolahan (19,60 %), sektor jasa-jasa  (19,20%), serta sektor Angkutan dan Komunikasi (14,91%), Sektor Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan (12,10 %). Selain kelima sektor tersebut, sektor bangunan juga memperlihatkan kontribusi yang relatif lumayan, yaitu sekitar 9,45 %.

 2.3.    Sektor Unggulan

Secara umum, posisi sektor perekonomian di Kota Tebing Tinggi, menunjukkan bahwa  sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran mempunyai konstribusi yang paling tinggi.  Hal ini mengindikasikan bahwa sebagai pelayanan langsung jasa distribusi barang-barang kebutuhan pedesaan yang diperolehnya dari kota orde yang diatasnya dan pada saat yang bersamaan mengumpulkan hasil-hasil yang dari daerah pedesaan dan membawanya kepada kota dengan orde diatasnya, aktivitas perekonomian di Kota Tebing Tinggi menyediakan pelayanan dasar seperti faktor produksi untuk pertanian dan barang-barang rumah tangga dan fasilitas penyimpanan sementara hasil-hasil pertanian berkembang bagaimana layaknya kota kecil atau kota hasil pertanian.
Dalam hal peranan sektor perekonomian terhadap PDRB Kota Tebing Tinggi, sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran memberikan kontribusi yang paling besar. Disamping itu, sektor angkutan dan komunikasi juga relatif memberikan kontribusi yang besar dibandingkan dengan sektor lainnya. Terkait dengan pertumbuhan sektoral, sektor bangunan, industri pengolahan dan keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memperlihatkan adanya pertumbuhan yang relatif lambat dibandingkan dengan sektor lainnya. Penyerapan tenaga kerja, juga didominasi oleh sektor jasa-jasa dan perdagangan. Sektor lain yang juga memberikan kontribusi yang relatif lumayan terhadap penyerapan tenaga kerja adalah sektor komunikasi, konstruksi dan industri pengolahan.

Memperhatikan hal-hal di atas, terlihat bahwa sektor jasa-jasa di Kota Tebing Tinggi adalah sektor yang menjadi harapan untuk menstimulir pembangunan. Akan tetapi, sebagai sektor tersier, tentu saja dalam jangka panjang sektor ini hanya akan berkembang manakala ada perkembangan yang juga besar terhadap sektor primer dan terutama sektor sekunder. Sehingga, sektor industri pengolahan yang selama ini juga memberikan kontribusi yang cukup bagi perekonomian daerah dapat menjadi andalan untuk menstimulir perekonomian Kota Tebing Tinggi. Apalagi, sebagai daerah perlintasan antara wilayah utara dan wilayah selatan provinsi Sumatera Utara, Kota Tebing Tinggi relatif memiliki lahan yang cukup untuk pengembangan industri serta relatif memiliki infrastruktur penunjang yang lebih baik bagi aktivitas industri, dibandingkan dengan daerah lain di Propinsi Sumatera Utara
Jika dilihat menurut kelompok sektor, maka kelompok sektor tersier, yang meliputi :  sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengankutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa,  memberikan kontribusi yang sangat besar pada perekonomian Kota Tebing Tinggi. Tahun 2009 kelompok sektor ini mencapai 68,73 persen, sedangkan kelompok sektor sekunder, yang meliputi : sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor bangunan, hanya 29,57  persen, dan kelompok sektor primer , yang meliputi : sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,71 persen.

3.1.        SUB SEKTOR UNGGULAN

 3.1.1.      Industri Pengolahan

Sektor Industri Pengolahan mencakup kegiatan untuk mengubah atau mengolah suatu barang organik dan atau bahan organik menjadi barang jadi maupun setengah jadi, baik dilakukan dengan tangan maupun dengan mesin, sehingga memperoleh nilai yang lebih tinggi. Sektor industri pengolahan di Kota Tebing Tinggi  dapat dibagi menjadi atas dua sub sector , yaitu : industri pengolahan migas dan industri pengolahan non migas. Sub sektor industri pengolahan minyak dan gas bumi, termasuk juga LPG yang dihasilkan oleh pengilangan gas alam. Untuk Kota Tebing Tinggi, kegiatan yang termasuk sektor ini tidak ada, yang ada hanyalah Sub sektor pengolahan non minyak dan gas bumi. Sub sektor pengolahan non minyak dan gas bumi yang termasuk disini adalah : (1) Industri makanan. Minuman dan Tembakau, di Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah : industri  roti, tempe dan tahu, minuman, tepung tapioka, mihun, mie bulat, pembuatan kerupuk (2) Industri tekstil,Pakaian Jadi dan Kulit  di Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah ; konveksi dan penjahitan, pembuatan bernagai tas, sulaman kristik,  (3) Industri Kayu, Perabot Rumah Tangga,  di Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah : penggergajian kayu, molding kayu, meubel, arang kayu, (4) Industri Kertas , Penerbitan dan Percetakan di Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah ; percetakan, fotocopy, (5) Industri Kimia, Minyak Bumi,Batu Bara, Karet dan Plastik  di Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah ; Pengolah karet , (6) Industri Barang Galian Bukan Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batu Bara di Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah tidak ada, (7) Industri Logam Dasar,  di Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah ; tidak ada, (8) Industri Barang dari Logam, Mesin, dan Peralatannya, di Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah ; pabrik knalpot dan per mobil, alat-alat dapur, (9) Industri Pengolah Lainnya di Kota Tebing Tinggi, yang termasuk kategori ini adalah ; pembuatan sapu, paving block.

a.      Konstribusi Industri Pengolahan Terhadap PDRB Kota Tebing Tinggi Berdasarkan Harga Konstan

Di dalam struktur industri pengolahan, tiga industri yang terlihat mempunyai konstribusi tertinggi adalah, pertama, industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet. Kedua,  industri pengolahan makanan, minuman dan tembakau, dan ketiga; Industri Barang dari Logam, Mesin dan Peralatannya. Walau untuk Industri Barang dari Logam, Mesin dan Peralatannya memperlihatkan kecenderungan terjadi penurunan. Berdasarkan publikasi BPS Kota Tebing Tinggi, Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet lainnya mampu menyumbang sekitar Rp. 285.754 juta. Dengan demikian, kontribusi Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet. lainnya terhadap PDRB Kota Tebing Tinggi Tahun 2009, adalah sekitar 14,06 % dimana pada saat yang sama, industri pengolahan menyumbang 14,65 %. Perkembangan nilai tambah sektoral selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut

  

Tabel 3.1.  
Perkembangan Nilai Tambah  Industri Pengolahan Kota Tebing Tinggi  Tahun 2005 hingga Tahun 2009  Berdasarkan Harga Konstan (Juta Rupiah )


No.

Industri Pengolahan


2005

2006

2007

2008

2009







1
Industri Pengolahan Makanan, Minuman  dan Tembakau
4.213
1.993
5.566
4.390
4.829
2
Industri Pengolahan Tekstil, Barang dari  Kulit dan Alas Kaki
447
361
232
246
271
3
Industri Pengolahan Kayu dan
Hasil Hutan Lainnya
-*
2.417
2.195
2.294
2.523
4
Industri Pengolahan Kertas dan Barang Cetakan
410
467
502
532
584
5
Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet
146341
155.458
550.382
259.776
285.754
6
Industri Barang Galian Bukan
Logam, Kecuali Minyak Bumi dan  Batu Bara
-
-
-
-
-
7
Industri Alat Angkutan, Mesin dan  Peralatan
-
-
-
-
-
8
Industri Barang dari Logam, Mesin dan Peralatannya
10.680
5.308
2.736
3.086
3395
9.
Industri Pengolahan Lainnya
271
254
271
350
385









Jumlah


162.265

166.262

561.904

270.673

297.741
Sumber : Tebing Tinggi Dalam Angka, BPS Kota Tebing Tinggi, 2010

Secara rata-rata Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet dalam kurun waktu 2005 hingga 2009 menyumbangkan  lebih kurang  Rp.   279 milyard  (harga konstan 1993) yang berarti bahwa dibandingkan dengan industri lainnya, industri inilah yang memberi konstribusi paling besar. Selain itu, rata-rata Sedangkan Industri Pengolahan Makanan, Minuman  dan Tembakau rata-rata dalam kurun waktu 2005 hingga 2009 menyumbangkan  lebih kurang  4.198 milyard. Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet di Kota Tebing Tinggi, hanya ditopang oleh industri pengolahan karet.

b.     Jumlah Industri Pengolahan di Kota Tebing Tinggi

Jumlah industri pengolahan berdasarkan kelompok industri, memperlihatkan bahwa kelompok industri  makanan. Minuman dan Tembakau merupakan perusahaan dengan jumlah yang paling banyak (71 perusahaan). Dengan ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar pelaku usaha industri di Kota Tebing Tinggi bergerak di bidang pengolahan berbasiskan sumberdaya alam  di Kota Tebing Tinggi. Demikian juga Industri Kimia, Minyak Bumi,Batu Bara, Karet dan Plastik, jumlahnya hanya 3 (tiga) unit khususnya industri pengolah karet yang sudah berjalan lebih kurang 30 tahun usianya.


Tabel 3.2.  
Banyaknya Industri Pengolahan di Kota Tebing Tinggi


No.

Jenis usaha


Jumlah
Unit Usaha




1
Industri makanan. Minuman dan Tembakau
71
2
Industri tekstil,Pakaian Jadi  dan Kulit
34
3
Industri Kayu, Perabot Rumah Tangga
27
4
Industri Kertas , Penerbitan dan Percetakan
17
5
Industri Kimia, Minyak Bumi,Batu Bara, Karet dan Plastik
3
6
Industri Barang Galian Bukan Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batu Bara
0
7
Industri Logam Dasar
0
8
Industri Barang dari Logam, Mesin, dan Peralatannya
3
9
Industri Pengolah Lainnya
5





Jumlah


160
Sumber : Bappeda Kota Tebing Tinggi 2011

c.      Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pengolahan di Kota Tebing Tinggi

Industri Kimia, Minyak Bumi,Batu Bara, Karet dan Plastik merupakan industri  yang terbanyak menyerap tenaga kerja. Oleh sebab itu sektor industri Industri Kimia, Minyak Bumi,Batu Bara, Karet dan Plastik merupakan sub sektor yang dapat diunggulkan untuk dapat meyerap tenaga kerja.

Sektor industri pengolahan di Kota Tebing Tinggi pada beberapa tahun terakhir, cenderung memperlihatkan perkembangan yang lebih baik. Walaupun menyumbang kontribusi yang relatif masih kecil, yang jelas terlihat ada stimulasi yang stabil terhadap sektor tersebut. Hal ini setidaknya diperlihatkan oleh kecenderungan pertumbuhan sektoral baik dalam penciptaan nilai tambah maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja. Bahkan bisa di katakan, sebagai kota pelintasan, Kota Tebing Tinggi bukan hanya berkedudukan sebagai daerah yang hanya dilewati  akan tetapi menjadi pusat aktivitas yang menyediakan pelayanan dasar seperti faktor produksi terutama untuk sektor sekunder dan tersier, termasuk aktivitas industri pengolahan.

Tenaga Kerja Industri Besar/Sedang umumnya bekerja pada kelompok industri kimia, minyak bumi, batubara, karet dan plastik yaitu  sebanyak 1.108 orang. Kelompok industri makanan, minuman, dan tembakau menyerap 245 orang, dan kelompok industri barang dari logam, mesin dan peralatannya 123 orang. Tenaga kerja yang lain tersebar di kelompok industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit 22 orang; kelompok industri kayu, perabot rumah tangga 34 orang; kelompok industri kertas, penerbitan dan percetakan 26 orang; dan kelompok industri pengolahan lainnya 41 orang. Dalam hal jumlah tenaga kerja, perkembangan penyerapan tenaga kerja kelompok industri pengolahan menunjukkan bahwa industri pengolahan Industri Kimia, Minyak Bumi, Batubara,Karet dan Plastik adalah kelompok industri yang menyerap tenaga kerja yang relatif paling besar dibandingkan dengan industri yang lain. Bahkan, dengan jumlah tenaga kerja yang mencapai 1108 orang, sektor ini menyerap lebih dari 69,00 % tenaga kerja industri di Kota Tebing Tinggi yang mencapai sekitar 1.599 orang pada tahun 2009. Perkembangan penyerapan tenaga kerja selengkapnya, dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.3.   
Jumlah Pekerja pada Perusahaan Industri Besar/Sedang di Kota Tebing Tinggi menurut Kelompok Industri


No.

Industri Pengolahan


2005

2006

2007

2008

2009







1
Industri Pengolahan Makanan, Minuman  dan
Tembakau
311
313
 299
245
245
2
Industri Pengolahan Tekstil,
Barang dari  Kulit dan Alas Kaki
47
52
 22
22
22
3
Industri Pengolahan Kayu dan
Hasil Hutan Lainnya


34
34
34
4
Industri Pengolahan Kertas dan
Barang Cetakan
28
28
34
 26
26
5
Industri Pupuk, Kimia dan
Barang dari Karet
1217
1 219
1 151
1 108
1 108
6
Industri Barang Galian Bukan
Logam, Kecuali Minyak Bumi dan  Batu Bara
-
-
-
-
-
7
Industri Alat Angkutan, Mesin dan 
Peralatan
-
-
-
-
-
8
Industri Barang dari Logam, Mesin dan
Peralatannya
294
294
161
123
123
9.
Industri Pengolahan Lainnya
20
21
21
51
41









Jumlah


1.919

1 927

1 722

1 609

1 599
Sumber : Tebing Tinggi Dalam Angka, BPS Kota Tebing Tinggi, 2010

Dengan jumlah tenaga kerja seperti yang digambarkan pada Tabel 4.10, terlihat bahwa komposisi berdasarkan industri cenderung tidak memperlihatkan perubahan dari tahun ke tahun. Akan tetapi dalam hal pertumbuhan jumlah tenaga kerja tersebut, bagi Industri Pengolahan Makanan, Minuman  dan Tembakaun mengalami fluktuasi, namun cukup memberi konstribusi, demikian juga industri barang dari logam, mesin dan peralatannya.  cenderung mengalami penurunan. Namun secara keseluruhan, industri pengolahan menunjukkan penurunan penyerapan  tenaga kerja.  

  
d.     Nilai Tambah  Pada Industri Pengolahan di Kota Tebing Tinggi

Dilihat dari biaya input yang dikeluarkan oleh masing-masing industri pengolahan, pada Tahun 2009, Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet merupakan industri yang paling banyak mengeluarkan biaya input, yaitu sebesar Rp. 1.442.338 Juta, namun kelompok industri itu juga yang paling banyak memperoleh nilai output, yaitu sebesar Rp. 1.728.092 Juta. Demikian juga dalam hal nilai tambah yang diperolehnya, yaitu sebesar Rp. 285.754 Juta. Oleh sebab itu kelompok Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet merupakan industri yang mempunyai konstribusi terhadap Dengan demikian, kontribusi Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet. Pada PDRB Kota Tebing Tinggi, atau sekitar 14,06 % dimana pada saat yang sama, industri pengolahan menyumbang 14,65 %. Perkembangan nilai tambah sektoral selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.4.   
Biaya Input Perusahaan Industri Besar/Sedang di Kota Tebing Tinggi menurut Kelompok Industri Tahun 2005-2009 (Juta Rupiah )


No.

Industri Pengolahan


2005

2006

2007

2008

2009







1
Industri Pengolahan Makanan, Minuman  dan
Tembakau
12 500
11 247
19.119
15.888
17.478
2
Industri Pengolahan Tekstil, Barang dari
 Kulit dan Alas Kaki
430
 434
435
 457
503
3
Industri Pengolahan Kayu dan
Hasil Hutan Lainnya

9 962
10.693
10.772
11.849
4
Industri Pengolahan Kertas dan
Barang Cetakan
1 363
1 281
2.024
3.020
3.323
5
Industri Pupuk, Kimia dan
Barang dari Karet
629 098
1 227 088
1.283.956
1.311.218
1.442.338
6
Industri Barang Galian Bukan
Logam, Kecuali Minyak Bumi dan  Batu Bara





7
Industri Alat Angkutan, Mesin dan 
Peralatan





8
Industri Barang dari Logam, Mesin dan
Peralatannya
6 470
10 790
3.621
3.532
3.885
9.
Industri Pengolahan Lainnya
89
 274
480
468
514









Jumlah


649 953

 1 261 080

1.320.328

1.345.355

 1.479.890



Tabel 3.5.   
Nilai Output  Perusahaan Industri Besar/Sedang di Kota Tebing Tinggi menurut Kelompok Industri Tahun 2005-2009 (Juta Rupiah )



No.

Industri Pengolahan


2005

2006

2007

2008

2009







1
Industri Pengolahan Makanan, Minuman  dan
Tembakau
16 714
13 241
24.685
20.278
22.307
2
Industri Pengolahan Tekstil,
Barang dari  Kulit dan Alas Kaki
877
796
667
703
774
3
Industri Pengolahan Kayu dan
Hasil Hutan Lainnya

12 379
12.888
13.066
14.372
4
Industri Pengolahan Kertas dan
Barang Cetakan
1 774
1 749
2.526
 3.551
3.907
5
Industri Pupuk, Kimia dan
Barang dari Karet
775 440
1 382 547
1.834.337
1.570.994
1.728.092
6
Industri Barang Galian Bukan
Logam, Kecuali Minyak Bumi dan  Batu Bara





7
Industri Alat Angkutan, Mesin dan 
Peralatan





8
Industri Barang dari Logam, Mesin dan
Peralatannya
17 150
16 098
6.377
6.618
7.280
9.
Industri Pengolahan Lainnya
260
529
751
818
899









Jumlah








Tabel 3.6.   
Nilai Tambah  Perusahaan Industri Besar/Sedang di Kota Tebing Tinggi menurut Kelompok Industri Tahun 2005-2009 (Juta Rupiah )


No.

Industri Pengolahan


2005

2006

2007

2008

2009







1
Industri Pengolahan Makanan, Minuman  dan Tembakau
4.213
1.993
5.566
4.390
4.829
2
Industri Pengolahan Tekstil, Barang dari  Kulit dan Alas Kaki
447
361
232
246
271
3
Industri Pengolahan Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
-*
2.417
2.195
2.294
2.523
4
Industri Pengolahan Kertas dan Barang Cetakan
410
467
502
532
584
5
Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet
146341
155.458
550.382
259.776
285.754
6
Industri Barang Galian Bukan
Logam, Kecuali Minyak Bumi dan  Batu Bara
-
-
-
-
-
7
Industri Alat Angkutan, Mesin dan  Peralatan
-
-
-
-
-
8
Industri Barang dari Logam, Mesin dan Peralatannya
10.680
5.308
2.736
3.086
3.395
9.
Industri Pengolahan Lainnya
271
254
271
350
385









Jumlah


162.265

166.262

561.904

270.673

297.741

  

Tabel 3.7.   
Konstribusi Industri Pengolahan Kota Tebing Tinggi Tahun 2005 Terhadap PDRB Tahun 2009 Berdasarkan Harga Konstan 1993 (%)



No.


Industri Pengolahan


Nilai Tambah
Tahun 2009
(Juta Rupiah )


Konstribusi
Terhadap Industri Pengolahan
(%)


Konstribusi
Terhadap
PDRB
Kota Tebing Tinggi
(%)






1
Industri Pengolahan Makanan, Minuman  dan Tembakau
4.829
1.62
0.24
2
Industri Pengolahan Tekstil, Barang dari  Kulit dan Alas Kaki
271
0.09
0.01
3
Industri Pengolahan Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
2.523
0.85
0.12
4
Industri Pengolahan Kertas dan Barang Cetakan
584
0.20
0.03
5
Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet
285.754
95.97
14,06
6
Industri Barang Galian Bukan
Logam, Kecuali Minyak Bumi dan  Batu Bara
-

0
7
Industri Alat Angkutan, Mesin dan  Peralatan
-

0
8
Industri Barang dari Logam, Mesin dan Peralatannya
3395
1.14
0.17
9.
Industri Pengolahan Lainnya
385
0.13
0.02







Jumlah

297.741
100,00
14.65

Kontribusi yang diberikan oleh industri Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet, relatif besar juga memperlihatkan tren yang naik dalam kurun waktu tahun 2005 sampai 2009.

 3.1.2.      Industri Pengolahan Unggulan

Berdasarkan sub sektor-nya, sektor industri pengolahan dapat dikelompokkan ke dalam 9 (sembilan) industri. Kesembilan industri tersebut adalah industri makanan, minuman dan tembakau, industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki, industri kayu dan hasil hutan lainnya, industri kertas dan barang cetakan, industri pupuk, kimia dan barang dari karet, industri semen dan barang galian non logam, industri alat angkutan, mesin dan peralatannya serta industri barang lainnya.

Sedangkan berdasarkan kelompoknya, industri pengolahan dapat dibagi ke dalam 3 bagian yaitu industri aneka, industri pengolahan hasil pertanian dan kehutanan serta industri logam, mesin, kimia dan elektronika.

Keragaman sektor industri di Kota Tebing Tinggi, baik berdasarkan sub sektor industri pengolahan maupun berdasarkan kelompok industri, memperlihatkan bahwa di hampir semua indikator, Industri Kimia, Minyak Bumi, Batu Bara, Karet dan Plastik merupakan industri yang memiliki peranan yang besar bagi perekonomian Kota Tebing Tinggi, Walau dalam hal jumlah sangatlah kecil (3 Unit usaha), namun kontribusi dan pertumbuhan nilai tambahnya sangat besar. Industri makanan, minuman dan tembakau relatif masih kecil, walau dari segi jumlah sangat besar (71 unit usaha). Akan tetapi, dalam hal pertumbuhan industri tahunan maupun pertumbuhan rata-rata tahun 2005 sampai 2009, prospek yang cerah ditunjukkan oleh Industri Makanan, Minuman  dan Tembakau dan industri makanan dan minuman. Namun bedasarkan kelompok industri, pertumbuhan dan komposisi perusahaan yang ada pada Industri Kimia, Minyak Bumi, Batu Bara, Karet dan Plastik. Kelompok industri ini memperlihatkan dominasi dibandingkan dengan kelompok industri lainnya dalam hal penyerapan tenaga kerja, besaran nilai investasi dan nilai produksi dalam kurun waktu 2005 hingga 2009. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka Kota Tebing Tinggi pada dasarnya mengandalkan Industri Kimia, Minyak Bumi, Batu Bara, Karet dan Plastik. Dalam hal ini, Kota Tebing Tinggi dapat menjadi Industri Kimia, Minyak Bumi, Batu Bara, Karet dan Plastik dapat menjadi industri unggulan Kota Tebing Tinggi. Dan apabila dibedah lebih dalam lagi, industri ini hanya ditopang oleh satu jenis industri, yaitu pengolahan karet.



K E S I M P U L A N


1.      Produk unggulan dari Kota Tebing Tinggi adalah


Tahapan


Tebing Tinggi
5 Produk Unggulan
·         Ubi Kayu
·         Padi,
·         Karet
·         Kayu Olahan
·         Peternakan
2 Produk Unggulan
·         Karet
·         Ubi Kayu
1 Produk Unggulan
·         Ubi Kayu

2.      Konsep rantai nilai (value chain) dikembangkan oleh Michael Porter, dimana pendekatan rantai nilai ini didasarkan pada serangkaian kegiatan yang berurutan yang merupakan sekumpulan aktivitas nilai (value activities) yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengirim dan mendukung produk & jasa mereka. Konsep ini secara rinci menganalisa aktivitas-aktivitas nilai ini, dimana dianalisis mengenai bagaimana suatu organisasi melaksanakan aktivitasnya, serta bagaimana aktivitas-aktivitas tersebut berinteraksi dan apa kepentingan dari setiap aktivitas tersebut. Rantai nilai produk unggulan dari Kota Tebing Tinggi adalah sebagai berikut:



Daerah / Produk


Rantai Nilai
Tebing Tinggi : Ubi Kayu
·         Pembudidayaan ubi kayu secara efisien
·         Pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka
·         Pengolahan tepung tapioka menjadi hasil akhir sederhana
·         Pemasaran tepung tapioka




3.      Kompetensi inti yang akan dikembangkan pada Kota Tebing Tinggi:


Daerah / Produk


Rantai Nilai
Tebing Tinggi : Ubi Kayu
·         Pengolahan ubi kayu menjadi tepung ubi kayu


4.      Bentuk kelembagaan yang akan dikembangkan pada Kota Tebing Tinggi :


Daerah / Produk


Bentuk Kelembagaan
Tebing Tinggi : Ubi Kayu
·            Sekolah Pertanian
·            Kelompok Tani
·            UPT / Demplot Pembudidayaan ubi kayu (Kerjasama dengan Dinas Pertanian)

  


DAFTAR PUSTAKA

1.     Abdullah, Pitter, 2002, Daya Saing Daerah: Konsep dan Pengukurannya di Indonesia, Cetakan Pertama, Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia bekerjama BPFE, Jogyakarta.
2.     DOKUMEN :
Kota Tebing Tinggi Dalam Angka 2010.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Tebing Tinggi Menurut Lapangan Usaha
3.     KPPOD, 2005, Daya Tarik Investasi Kabupaten/Kota di Indonesia 2004: Persepsi Dunia Usaha, kerjasama USAID-The Asia Foundation-KPPOD, Jakarta.

4.     Tjahajana, Agus, Dari Klaster Menuju Peningkatan Daya Saing Industri, 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar