Jumat, 14 November 2014

DIAN APRILINA SIAHAAN
137003052

ANALISIS DAYA SAING SEKTOR PERHOTELAN KOTA PEMATANG SIANTAR

PENDAHULUAN 
Sebuah kabupaten pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari perkembangan baik itu yang sifat nya menurun atau meningkat. Perkembangan yang meningkat sering disebut dengan kemajuan dan perkembangan yang menurun sering disebut dengan istilah pemerosotan. Suatu daerah pada umumnya diharapkan untuk dapat meningkatkan wilayah nya dari setiap hal dengan tujuan untuk mendapatkan pembangunan dan pertumbuhan daerah tersebut kearah positif.
Wilayah kota Pematang Siantar adalah salah satu bagian di pemerintahan Sumatera Utara. Wilayah ini memiliki 8 kecamatan, yaitu :
1.      Kecamatan Siantar Marihat                : 7825 km2
2.      Kecamatan Siantar Marimbun            : 18006 km2
3.      Kecamatan Siantar Selatan                 : 2020 km2
4.      Kecamatan Siantar Barat                    : 3205 km2
5.      Kecamatan Siantar Utara                    : 3650 km2
6.      Kecamatan Siantar Timur                   : 4520 km2
7.      Kecamatan Siantar Martoba               : 18022 km2
8.      Kecamatan Siantar Sitalasari              : 22723 km2
Secara geografis, kota ini terletak pada garis 2º53’20” - 3º01’00” LU dan 99º1’00” - 99º6’35” BT dan tepat berada di tengah-tengah Kabupaten Simalungun dan kota Pematang Siantar menjadi salah satu pusat perekonomian dua wilayah ini. Wilayah Pematang Siantar memiliki luas daratan 79.971 km2 dengan 400 – 500 meter diatas permukaan laut.
Setiap kecamatan yang ada di wilayah kota Pematang Siantar memiliki perbedaan kemampuan wilayah masihng-masing. Setiap wilayah memiliki keunggulan tersendiri dan tidak berpatokan pada luas wilayah tersebut atau banyaknya jumlah kelurahan yang dimiliki kecamatan tersebut.
Berdasarkan kemampuan yang berbeda-beda dari setiap wilayah kecamatan maka akan muncul suatu istilah yang disebut dengan daya saing bahwa setiap daerah diharapkan mampu berkompetitif dengan daerah lainnya untuk meningkatkan pembangunan di wilayah tersebut. Karena pada dasarnya, penulisan ini adalah untuk melakukan analisis terhadap produk-produk daerah yang mampu memberikan sumbangan terbesar terhadap pembangunan kota induknya yaitu Pematang Siantar.
METODOLOGI PENULISAN
Penulisan tentang analisis daya saing di kota Pematang Siantar ini menggunakan data sekunder yakni dari Biro Pusat Statistik Kota Pematang Siantar yakni dalam buku Siantar dalam Angka. Dalam buku tersebut disajikan data-data mentah untuk kemudian dianalisis sesuai dengan kebutuhan penulisan..
Penulisan ini lebih bersifat deskriptif eksploratif. Penelitian yang bersifat deskriptif maksudnya adalah penelitian yang mendeskripsikan hasil temuan data dan menjelaskannya secara faktual. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat suatu pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Sedangkan dikatakan penulisan yang berisfat eksploratif adalah ketika penulis mencari data yang dimaksud untuk kemudian dikaji secara deskriptif.
LOKASI PENULISAN
Penulisan ini memilih kota Pematang Siantar sebagai wilayah yang menjadi kajian karena wilayah ini merupakan daerah tempat tinggal penulis. Pemilihan lokasi penulisan juga adalah berdasarkan sumbangan terbesar untuk PDRB kota Pematang Siantar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kota Pematang Siantar adalah salah satu kota administratif di wilayah pemerintahan Sumatera Utara dan memiliki sektor-sektor yang menjadi kebanggaan wilayah ini. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa kota Pematang Siantar merupakan daerah dengan sumbangan PDRB terbesarnya adalah dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Sumbangan dari sektor ini per tahun 2012 diketahui sebesar 1.589.991,95 dari jumlah PDRB kota Pematang Siantar sebanyak 4.537.599,60. Sumbangan selanjutnya disusul oleh sektor industri yakni sebesar 957.269,21 dan sektor yang memberikan sumbangan terkecil untuk PDRB kota Pematang Siantar adalah dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 912,36. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut ini  :

Lapangan Usaha
2011
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
1.589.991,95
Industri
957.269,21
Bank dan Lembaga Keuangan
634.227,58
Pengangkutan dan Transportasi
405.756,22
Bangunan
223.840,67
Jasa-Jasa
216.151,41
Pertanian
115.502,62
Listrik, Gas, dan Air Minum
60.947,59
Pertambangan dan Penggalian
912,36

Tabel diatas menjelaskan bahwa sumbangan terbesar dalam proses pembangunan kota Pematag Siantar adalah dari sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Keberadaan hotel di Kota Pematang Siantar berdasarkan kecamatan juga dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Kecamatan
Hotel
Kamar
Tempat Tidur
Siantar Marihat
1
27
51
Siantar Marimbun
2
98
43
Siantar Selatan
3
66
110
Siantar Barat
4
173
285
Siantar Utara
5
142
247
Siantar Timur
8
122
211
Siantar Martoba
 -
-
-
Siantar Sitalasari
 -
-
-
Melihat pada tabel diatas bahwa jumlah total hotel yang ada di kota Pematang Siantar adalah sebanyak 23 buah dengan daya tampung sebanyak 628kamar dan 947 jumlah tempat tidur yang dimiliki oleh hotel-hotel tersebut per tahun 2011.
Beberapa hotel yang berada di kota Pematang Siantar adalah seperti Siantar Hotel, Hotel Simalungun City, Riatur Inn Hotel, Sapadia Hotel, dll.
Sektor pendukung keberadaan hotel sebagai penyumbang PDRB adalah keberadaan restoran dan perdagangan. Secara garis besar sektor perdagangan yang dimaksud adalah keberadaan dua pasar yang ada di kota Pematang Siantar ini yakni Pasar Horas dan Pasar Parluasan. Kedua pasar ini menjadi pusat perdagangan kota Pematang Siantar dan kabupaten Simalungun. Transaksi jual beli terjadi di dua pusat pasar tersebut. Selain itu, pasar Parluasan juga difungsikan sebagai terminal angkutan antar kota/kabupaten di sekitar kota Pematang Siantar, misalnya angkutan menuju kabupaten Simalungun, kabupaten Toba Samosir, maupun kota Medan.
Potensi kemampuan daerah Pematang Siantar tidak banyak yang bisa ditonjolkan karena kota ini berada di tengah kabupaten Simalungun, namun jika keberadaan hotel-hotel tersebut dapat difungsikan dengan baik maka tidak akan menutup kemungkinan bahwa akan terjadi peningkatan kunjungan wisatawan lokal maupun asing ke kota Pematang Siantar.
Sedangkan jika berbicara tentang restoran yang ada di Kota Pematang Siantar, kota ini identik dengan menu khas mie. Terlepas dari unsur SARA bahwa kota Pematang Siantar dikenal dengan makanan yang menganduk pork. Hal ini dikarenakan komposisi penduduk Tionghoa dan Batak dengan agama Kristen lebih banyak dibandingkan agama lain yang tidak dapat mengonsumsi daging pork,  Perhatikan tabel berikut ini :
Kecamatan
Mesjid
Langgar
Gereja
Kuil
Vihara
Siantar Marihat
4,00
4
27
-
-
Siantar Marimbun
4
-
1
-
-
Siantar Selatan
3
2
17
-
1
Siantar Barat
27
12
11
-
-
Siantar Utara
18
2
23
-
3
Siantar Timur
11
5
33
-
1
Siantar Martoba
30
5
9
-
-
Siantar Sitalasari
19
1
3
1
-

Tabel diatas menggambarkan jumlah rumah ibadah yang ada di kota Pematang Siantar berdasarkan wilayah kecamatan. Akan tetapi, dari keberadaan rumah ibadah tersebut dapat dibandingkan jumlah umat masing-masing agama dan termasuk kategori agama yang diperbolehkan mengonsumsi pork tadi karena keberadaan restoran-restoran tersebut memberikan sumbangan juga dalam PDRB kota Pematang Siantar.
Setelah melihat penjelasan tentang keberadaan industri hotel di Pematang Siantar sebagai inti pembangunan kota tersebut, kota ini justru memiliki tantangan tersendiri tentang bagaimana untuk lebih meningkatkan kemampuan industri hotel tersebut. Karena jika melihat pada industri lain , pertanian misalnya tidak dapat memberi kepastian tentang seberapa besar sumbangan yang dapat diberikan kepada pembangunan kota Pematang Siantar. Hal ini disebabkan oleh keberadaan Kabupaten Simalungun yang mendominasi sektor pertanian dan perkebunan untuk wilayah kota Pematang Siantar. Selain itu, sektor yang dianggap sedang dan bisa memberikan daya saing adalah sektor transportasi. Berikut ini adalah peluang yang bisa menjadi kebanggaan kota Pematang Siantar terkait dengan sektor transportasi nya yang suatu saat bisa menjadi daya saing :
  •  Kemudahan transportasi dari kota Pematang Siantar dengan wilayah-wilayah sekitarnya menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan.
  • Perbaikan fasilitas transportasi seperti infrastruktur jalan akan sangat mendukung peningkatan daya saing tersebut
  •  Pengaturan kembali pasar Parluasan yang juga difungsikan sebagai terminal bus maupun angkutan kota dan menata nya menjadi lebih apik dan rapih akan meningkatkan jumlah angkutan yang singgah di kota Pematang Siantar yang tentu akan menambah pemasukan dari sektor perhubungan
  •  Korelasi tidak langsung yang juga dapat dirasakan adalah ketika infrastruktur jalan sudah di fasilitasi, keadaan terminal diperbaiki, maka jumlah manusia sebagai pelaku perekonomian yang melakukan aktivitas di kota Pematang Siantar pun otomatis bertambah, dengan demikian ketika mereka berada di kota Pematang Siantar akan memberikan dampak positif juga terhadap para pedagang UKM seperti makanan dan minuman.
  • Bisnis investasi di sektor transportasi seperti peremajaan angkutan kota yang sudah tidak layak dan pengadaan bus untuk jalur-jalur protokol dengan tujuan untuk menghindari jumlah kendaraan di jalur-jalur tersebut sehingga tidak terjadi kemacetan, dengan demikian tata kota dan tata transportasi akan terlihat lebih nyaman dan akan berbanding lurus dengan jumlah wisatawan yang datang ke kota Pematang Siantar.

Sedangkan untuk sektor perhotelan memiliki tantangan tersendiri yang harus diselesaikan agar mampu bersaing dengan hotel-hotel lainnya  meskipun diketahui bersama bahwa untuk daerah Pematang Siantar tidak ada tempat wisata khususnya wisata alam sebagai alasan para wisatawan untuk menginap, namun pemerintah kota Pematang Siantar harus dapat mengambil kesempatan ketika para wisatawan lebih memilih untuk menginap di kota Pematang Siantar meskipun mereka bepergian ke daerah wisata seperti di Parapat yang berada di wilayah kabupaten Simalungun.
Diharapkan bahwa hotel-hotel di Pematang Siantar tidak semakin menurunkan pelayanan nya apalagi jika dibandingkan dengan hotel-hotel yang ada di sekitar Parapat . Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi tantangan hotel-hotel tersebut :
  • Fasilitas yang memadai yang memenuhi standar nasional setidaknya dan standar internasional jika membuka kemungkinan
  • Pelayanan yang lebih ramah dan terbuka kepada para wisatawan didukung dengan kemampuan bahasa yang memadai untuk melayani wisatawan dari luar
  •  Peningkatan kebersihan dan kerapihan sehingga tidak terlihat semrawut yang menjadi alasan bagi para tamu enggan untuk berkunjung ke hotel tersebut atau bahkan ke kota Pematang Siantar
  •  Keberadaan isu globalisasi yang semakin marak harus dijadikan sebagai pemicu ke arah yang lebih baik untuk mencapai pembangunan yang meningkat di kota Pematang Siantar


Dengan demikian, peningkatan sektor industri hotel dan transportasi akan memberikan dampak positif bagi perkembangan dan pertumbuhan perekonomian di kota Pematang Siantar sehingga sektor tersebut dapat menjadi sektor unggulan dari kota ini yang nantinya kota Pematang Siantar akan dikenal sebagai kota akomodasi dan transportasi terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar