Jumat, 14 November 2014

DAYA SAING KECAMATAN DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

                                                                          Oleh :
SETIAWAN 
NIM: 137003012



  
I.     PENDAHULUAN
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional (Abdullah, et al., 2002). Oleh karena itu perlu dipahami bahwa Proses menuju kemandirian suatu daerah dalam era globalisasi saat ini tidaklah terlepas dari perlu adanya daya saing dalam membentuknya.
Proses pembangunannya lebih condong untuk memilih atau mengarah pada strategi pembangunan ekonomi tidak seimbang. Pemilihan strategi tersebut bisa dilihat dari kebijakan-kebijakan dalam proses pembangunan, misalnya mendorong sektor industri menjadi sektor pemimpin (leading sector), sehingga bisa mendorong pertumbuhan setor-sektor lain. Selain itu dalam konteks spasial (ruang), dengan terbatasnya sumberdaya pembangunan maka kebijakan pembangunan yang diambil adalah menentukan daerah-daerah tertentu sebagai pusat-pusat pertumbuhan.
3. PEMBAHASAN  DAN ANALISIS
Kabupaten Labuhanbatu Utara berada pada kawasan Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara yang terletak 99025’00’’ -  100005’00’’ Bujur Timur dan 01058’00’’ – 02050’00’’ Lintang Utara dengan ketinggian 0 – 2.151 meter di atas permukaan laut.
  Kabupaten Labuhanbatu Utara memiliki wilayah seluas 354.580 Ha dengan batas-batas sebagai berikut :
·      Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka;
·      Sebelah Selatan dengan Kabupaten Labuhanbatudan Kabupaten Padang Lawas Utara;
·      Sebelah Barat dengan Kabupaten Tapanuli Utara; dan Kabupaten Toba Samosir
·      Sebelah Timur dengan Kabupaten Labuhanbatu
Kabupaten Labuhanbatu Utara terdiri dari 8 (delapan) kecamatan, meliputi Kecamatan : NA IX-X, Marbau, Aek Kuo, Aek Natas, Kualuh Selatan, Kualuh Hilir, Kualuh Hulu dan Kualuh Leidong.
Tabel 1.
Jumlah Kelurahan/Desa, Luas wilayah dan Jumlah Penduduk 
Di Kabupaten Labuhanbatu Utara Berdasarkan Kecamatan
Berdasarkan data Labuhanbatu Utara dalam angka Tahun 2013, dapat kita lihat bahwa Kecamatan Kualuh Hulu merupakan kecamatan yang paling besar jumlah penduduknya yaitu 66.005 jiwa yang terdiri dari dua kelurahan dan sebelas desa. Dan Kualuh Leidong merupakan kecamatan yang paling kecil jumlah penduduknya sebesar 28.875 jiwa yang terdiri satu kelurahan dan enam desa, hal ini disebabkan akses jalan/transportasi atau infrastruktur yang kurang memadai.
          Penggunanan lahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara sebagian besar untuk lahan perkebunan, yaitu seluas 153.553 Ha (43,20%) yang terdiri dari perkebunan kelapa sawit seluas 120.326 Ha (33,93%) dan perkebunan karet seluas 33.227 Ha (9,37%). Penggunaan lahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah sebagai berikut :
Jumlah Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Utara pada Tahun 2010 sebanyak 330.701 jiwa, Tahun 2011 sebanyak 333.795, Tahun 2012 sebanyak 335.459, dan Tahun 2013 sebanyak 337.404 jiwa. Jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Kualuh Hulu sebesar 66.005 jiwa sedangkan penduduk terkecil berada di Kecamatan Kualuh Leidong sebesar 28.875 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk masih tergolong rendah dan tidak merata yaitu 95 jiwa per kilometer persegi. Memang diakui, bahwa luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara relatif luas yakni sebesar 3.545,80 km2 akan tetapi penyebaran penduduk Labuhanbatu Utara masih bertumpu di Ibukota, Kelurahan Aek Kanopan Kecamatan Kualuh Hulu sebesar 5.748 kepadatan penduduk per km2.
Untuk menentukan daya saing di Kabupaten Labuhanbatu Utara digunakan model potensial gravity hansen. Model Gravitasi Hansen (Hansen Gravitiy Model) di kembangkan oleh W.G Hansen (1959), dirancang untuk menentukan pertumbuhan populasi lokasi, dengan demikian model ini merupakan model lokasi. Model ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa aksesibilitas kesempatan kerja merupakan factor utama yang menentukan pertumbuhan populasi lokasi.

Kabupaten Labuhanbatu Utara sebagai kabupaten yang barutumbuh berkembang, untuk meningkatkan pertumbuhan wilayahnya perlu mengetahui perediksi/peramalan pertumbuhan populasi diwilayahnya pada masa yang akan datang, dalam hal ini adalah Wilayah Pengembangan “A” (RTRW Kabupaten Labuhanbatu Utara 2011-2031), terdiri dari Kecamatan Aek Natas, Kecamatan Kualuh Selatan dan Kecamatan Kualuh Hulu, diuraikan dibawah ini.











Jumlah Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Utara pada Tahun 2010 sebanyak 330.701 jiwa, Tahun 2011 sebanyak 333.795, Tahun 2012 sebanyak 335.459, dan Tahun 2013 sebanyak 337.404 jiwa. Jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Kualuh Hulu sebesar 66.005 jiwa sedangkan penduduk terkecil berada di Kecamatan Kualuh Leidong sebesar 28.875 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk masih tergolong rendah dan tidak merata yaitu 95 jiwa per kilometer persegi. Memang diakui, bahwa luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara relatif luas yakni sebesar 3.545,80 km2 akan tetapi penyebaran penduduk Labuhanbatu Utara masih bertumpu di Ibukota, Kelurahan Aek Kanopan Kecamatan Kualuh Hulu sebesar 5.748 kepadatan penduduk per km2.
Untuk menentukan daya saing di Kabupaten Labuhanbatu Utara digunakan model potensial gravity hansen. Model Gravitasi Hansen (Hansen Gravitiy Model) di kembangkan oleh W.G Hansen (1959), dirancang untuk menentukan pertumbuhan populasi lokasi, dengan demikian model ini merupakan model lokasi. Model ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa aksesibilitas kesempatan kerja merupakan factor utama yang menentukan pertumbuhan populasi lokasi.

Kabupaten Labuhanbatu Utara sebagai kabupaten yang barutumbuh berkembang, untuk meningkatkan pertumbuhan wilayahnya perlu mengetahui perediksi/peramalan pertumbuhan populasi diwilayahnya pada masa yang akan datang, dalam hal ini adalah Wilayah Pengembangan “A” (RTRW Kabupaten Labuhanbatu Utara 2011-2031), terdiri dari Kecamatan Aek Natas, Kecamatan Kualuh Selatan dan Kecamatan Kualuh Hulu, diuraikan dibawah ini.


Menghitung accessibility index, dari masing-masing daerah kecamatan, yaitu daya tarik masing-masing daerah berdasarkan tambahan lapangan kerja yang ada didaerah tersebut dan jarak dari daerah-daerah yang dianalisis dengan wilayah tersebut. Accessibility index dari masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut :

A.    Daya Tarik Kecamatan Aek Natas (tambahan lapangan kerja 150 unit)
§  Daya tarik terhadap Kecamatan Aek Natas              :  150 / 10= 1,5
§  Daya tarik terhadap Kecamatan Kualuh Selatan      :  150/402   = 0,093
§  Daya tarik terhadap Kecamatan Kualuh Hulu          :  150/602   = 0,041

B.     Daya Tarik Kecamatan Kualuh Selatan (tambahan lapangan kerja 228 unit)
§  Daya tarik terhadap Kecamatan Aek Natas              :  228/402  = 0,14
§  Daya tarik terhadap Kecamatan Kualuh Selatan      :  228/52    = 2,28
§  Daya tarik terhadap Kecamatan Kualuh Hulu          :  228/252  = 0,36

C.     Daya Tarik Kecamatan Kualuh Hulu  (tambahan lapangan kerja 250 unit)
§  Daya tarik terhadap Kecamatan Aek Natas              :  250/602  = 0,07
§  Daya tarik terhadap Kecamatan Kualuh Selatan      :  250/252  =  0,4
§  Daya tarik terhadap Kecamatan Kualuh Hulu          :  250/82    =  3,9

Rekapitulasi perhitungan diatas, seperti diuraikan dibawah ini :

Kemudian  daya tarik masing-masing daerah (kecamatan) tersebut dihubungkan dengan lahan kosong (yang cocok) di masing-masing kecamatan :


Selanjutnya dihitung potensial pengembangan secara relatif, yaitu potensi masing-masing wilayah (kecamatan) dinyatakan dalam proporsi (probabilitas) sbb :


Pertambahan penduduk selama 6 tahun terakhir adalah : 166.740 Jiwa – 155.500 jiwa = 11.240 jiwa , atas dasar tersebut pertambahan penduduk 6 (enam) tahun kedepan adalah sebagai berikut :



Menghitung lahan tertimbang :

Catatan :  Indeks lahan tertimbang (d) = (a) x (b) x (c)
Indeks bangku sekolah dan tenaga medis = nilai masing-masing dibagi nilai rata-rata

Menghitung pertambahan penduduk (Ai x Hi):



Dari hasil peramalan pertumbuhan penduduk (populasi) di Wilayah Pengembangan “A’ Kabupaten Labuhanbatu Utara sampai dengam Tahun 2018 sebesar 11.240 jiwa, maka diperoleh hasil tingkat pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Kualuh Selatan sebesar  6.115  jiwa dan dapat dikatakan sebagai pusat pertumbuhan baru, hal ini didukung oleh ketersediaan lapangan kerja dan lahan bagi permukiman yang masih luas.

Hal ini sesuai dengan kecenderungan pertumbuhan saat ini dimana hampir seluruh pembangunan baik perkantoran maupun perumahan dan permukiman mengarah di Kecamatan Kualuh Selatan, hal ini disebabkan Kec. Kualuh Hulu  tempat beradanya Ibukota Kabupaten (Aek Kanopan) sudah padat dan pengembangan harus dibatasi mengingat Kota Aek Kanopan berbatasan langsung dengan Kab. Asahan.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar