Rabu, 12 November 2014

ANALISIS DAYA SAING SEKTOR EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2009-2013 (LQ METHOD)


Oleh : 
TAPI SARI SIREGAR 
NIM: 137003051


BAB I

I.          Pendahuluan
I.1.       Latar Belakang
            Pembangunan diidentikkan dengan upaya peningkatan pendapatan per kapita, atau populer disebut dengan strategi pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan tolok ukur perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan (Tambunan, 2001). Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita daerah dalam jangka panjang, dan merupakan salah satu tujuan penting dari kebijakan ekonomi makro untuk mengetahui kemajuan dan kesejahteraan suatu perekonomian daerah.
Menurut Sjafrizal (2008) untuk mengukur keberhasilan suatu pembangunan ekonomi daerah terdapat beberapa indikator yang lazim digunakan sebagai alat ukur. Indikator yang lazim digunakan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang bisa menjadi petunjuk kinerja perekonomian secara umum sebagai ukuran kemajuan suatu daerah. Indikator lain adalah tingkat pertumbuhan, pendapatan perkapita dan pergeseran/perubahan struktur ekonomi.
Masalah yang timbul adalah pembangunan secara spasial tidak selalu berlangsung sistemik. Beberapa daerah mencapai pertumbuhan cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat. Daerah-daerah tersebut tidak mengalami kemajuan yang sama di sebabkan oleh karena kurangnya sumber-sumber yang mendukung untuk kemajuan pertumbuhan ekonomi dimaksud.
Menurut Arsyad (1992:21), perencanaan pembangunan ekonomi ini ditandai dengan adanya usaha untuk memenuhi berbagi ciri tertentu serta adanya tujuan yang bersifat pembangunan dengan perencanaan-perencanaan yang lain. Menurutnya, ciri-ciri dari suatu perencanaan pembangunan ekonomi adalah adanya usaha-usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi yang mantap (steady social economic growth). Ciri lainnya adalah adanya usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan perkapita, usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi (diversifikasi ekonomi), usaha perluasan kesempatan kerja, dan usaha pengembangan wilayah secara berkelanjutan.
Tingkat  daya saing  (competitiveness) merupakan salah satu parameter dalam konsep kota  berkelanjutan. Semakin tinggi tingkat daya saing suatu kota, maka tingkat
kesejahteraan  masyarakatnya pun semakin tinggi. Variabel-variabel  yang diukur dalam
pengukuran tingkat daya  saing pada penelitian ini adalah variabel perekonomian daerah, variabel infrastruktur dan sumber daya  alam, serta variabel  sumber daya manusia. dan membandingkannya dengan kebijakan (fungsi  kawasan strategis, struktur wilayah  dan sektor unggulan) masing-masing kabupaten /kota.

Demikian juga halnya dengan Kabupaten Dairi yang terletak di provinsi Sumatera Utara yang memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya. Dari data PDRB saja belum dapat dilihat performa atau kinerja sektor-sektor atau subsektor-subsektor di Kabupaten Dairi dibandingkan dengan kinerja perekonomian provinsi. Hal ini belum menjelaskan kontribusi subsektor terhadap subsektor provinsi secara keseluruhan, sehingga tidak dapat mengetahui dan menentukan subsektor kunci yang strategis (unggul) di Kabupaten Dairi. Untuk mengetahui informasi sektoral lebih jauh, perlu adanya telaah yang lebih jauh tentang subsektor apa saja yang memiliki keunggulan dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Dairi.
Untuk itu diperlukan adanya analisis Location Quotient (LQ) untuk dapat mengetahui sektor-sektor ekonomi manakah yang termasuk unggulan di Kabupaten Dairi. Dengan melakukan penelitian terhadap struktur ekonomi potensi wilayah di Kabupaten Dairi, maka akan diketahui pergeseran-pergeseran pada sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Dairi tersebut, serta mengetahui sektor-sektor potensial di daerah tersebut, sehingga pemerintah daerah dapat memprioritaskan perencanaan pembangunan terhadap seluruh sektor-sektor baik yang menjadi sektor potensial maupun yang tidak potensial dalam struktur perekonomian di Kabupaten Dairi.


BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1.Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Dairi. Data-data pendukung lainnya seperti buku, artikel, jurnal dan lain-lain diperoleh dari Lembaga Sumberdaya Informasi (LSI) IPB, maupun perpustakaan BPS.
2.2.Location Quotient (LQ)
Location Quotient (LQ) merupakan suatu teknik analisis yang digunakan untuk menentukan sektor basis/pemusatan dan non basis, dengan tujuan untuk melihat keunggulan komparatif suatu daerah dalam menentukan sektor unggulannya.

Berdasarkan hasil perhitungan LQ dapat dianalisis dan disimpulkan sebagai berikut
a)        Jika LQ lebih besar dari satu (LQ > 1), merupakan sektor basis dan berpotensi untuk ekspor,artinya spesialisasi kota/kabupaten lebih tinggi dari tingkat propinsi.
b)        Jika LQ lebih kecil dari satu (LQ<1), merupakan sektor non basis, yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya lebih rendah dari tingkat propinsi.
c)        Jika LQ sama dengan satu (LQ=1), berarti tingkat spesialisasi di kabupaten sama dengan tingkat propinsi.

Asumsi dari teknik ini adalah bahwa semua penduduk di setiap daerah mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola permintaan pada tingkat nasional, produktivitas tenaga kerja sama dan setiap industri menghasilkan barang yang homogen. Secara keseluruhan analisis LQ memberikan petunjuk yang sangat baik untuk melihat keadaan ekonomi wilayah dan potensinya dimasa yang akan datang. Sedangkan kelemahannya antara lain merupakan indikator kasar yang deskriptif, merupakan kesimpulan sementara dan tidak memperhatikan struktur ekonomi setiap daerah, selera atau pola konsumsi dari anggota masyarakat adalah berlainan baik antar daerah maupun dalam suatu daerah, serta adanya perbedaan sumberdaya yang bisa dikembangkan disetiap daerah.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Struktur Ekonomi dan pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi
Struktur perekonomian dapat dilihat dengan pendekatan makro sektoral berdasarkan kontribusi masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB. Struktur ekonomi dapat menggambarkan kemajuan suatu daerah.
Pada kasus ini akan di bahas tentang kondisi LQ pada Kabupaten Dairi dengan daerah reprentase Propinsi Sumatera Utara dan kondisi tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

PDRB Kabupaten Dairi Tahun 2009 - 2013 berdasarkan harga Konstan

NO
Lapangan Usaha/Sektor
2009
2010
2011
2012
2013
1
Pertanian
1.159.009,48

1.194.240,72


1 233 843,67


1 268 441,73

1.310.804,04
2
Pertambangan dan Penggalian
1.198,67

1.244,48

1 292,42

1 325,26

1.395,36
3
Industri dan Pengolahan
5.223,70

5.497,95
5 826,83

6 083,71

6.365,09
4
Listrik, Gas dan air Bersih
5.063,40

5.229,04

5 463,30

5640,00

5.842,75
5
Bangunan
55.057,60

57.204,85

60 208,21

63 235,82

66.442,07
6
Perdagangan
211.734,47

229.248,25

252 396,36

270 927,47

291.845,06
7
Pengangkutan dan komunikasi
59.237,66

63.123,01

67 968,04
71 995,23

76.885,45
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa perusahaan
18.780,21

19.452,88

20 572,90

21 519,21

22.392,88
9
Jasa – jasa
118.838,18
128.890,06
147 055,50
162 856,41
170.613,19

PDRB
1.634.143,37
1.704.131,24
1 789 802,45
1 872 024,84
1.952.585,90






Laju Pertumbuhan  PDRB Kabupaten Dairi Menurut Lapangan Usaha  Tahun 2009-2013 (%) Berdasarkan Harga Konstan

NO
Lapangan Usaha/Sektor
2009
2010
2011
2012
2013
1
Pertanian
3,34
4,01

4,01

4,48

4,51
2
Pertambangan dan Penggalian
5,29
5,73

6,08

5,56

7,25
3
Industri dan Pengolahan
4,63
4,62

4,47

5,27

5,31
4
Listrik, Gas dan air Bersih
3,59
4,31

4,83

5,28

5,33
5
Bangunan
5,07
5,61

5,77

4,52

5,18
6
Perdagangan
7,72
6,26

6,35

6,79

6,80
7
Pengangkutan dan komunikasi
6,79
5,63

6,52

8,88

8,45
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa perusahaan
4,06
5,93

5,51

7,91

6,27
9
Jasa – jasa
9,81

10,09
11,98
8,40
8,27

PDRB
4,72
5,02
5,28
5,44
5,46






PDRB Per Kapita ADH Berlaku dan ADH Konstan 2000 Tahun 2009-2013
Kabupaten Dairi

Tahun
ADH Berlaku
ADH Konstan 2000

Nilai (Rp)
Pertumbuhan (%)
Nilai (Rp)
Pertumbuhan (%)
2009

12.389,94
8,86
7.130,10
4,72
2010

13.955,76
11,34
7.575,61
5,02
2011

15.502,98
11,87
7.919,19
5,28
2012

17.254,65
11,95
8.301,06
5,44
2013

19.367,10
12,98
8.697,13
5,46


3.2.      LQ Kabupaten Dairi
Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi manakah yang termasuk sektor basis atau berpotensi ekspor dan manakah yang termasuk bukan merupakan sektor basis. Hal tersebut dapat terlihat jika LQ menunjukkan angka lebih dari satu (LQ > 1) berarti sektor tersebut merupakan sektor basis. Kemudian jika hasil menunjukkan angka kurang dari satu (LQ<1) berarti sektor tersebut bukan merupakan sektor basis.
Dari kedua hal tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan merupakan sektor yang memiliki kekuatan ekonomi yang cukup baik dan sangat berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi serta sektor ini sudah mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri bahkan sudah berpotensi untuk di ekspor.
Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor Pertambangan dan Penggalian bukan merupakan sektor basis yang mendukung terhadap peningkatan perekonomian di kabupaten yang menjadi pengamatan, hal ini didasarkan pada nilai LQ setiap kabupaten yang lebih kecil dari 1.
Sektor Industri Pengolahan
Sektor Industri Pengolahan merupakan sektor basis yang mendukung terhadap peningkatan perekonomian di Kabupaten  Dairi nilai LQ < 1.
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih merupakan sektor basis yang mendukung terhadap peningkatan perekonomian di Kabupaten  Dairi yang lebih besar dari 1.
Sektor Bangunan
Sektor Bangunan merupakan sektor basis yang mendukung terhadap peningkatan perekonomian di Kabupaten Dairi dengan angka hampir mendekati 1.
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran bukan merupakan sektor basis yang mendukung terhadap peningkatan perekonomian didasarkan pada nilai LQ yang kurang dari 1.
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi merupakan bukan merupakan sektor basis karena nilai LQ < 1.
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan bukan merupakan sektor basis yang mendukung terhadap peningkatan perekonomian ini didasarkan pada nilai LQ yang kurang dari 1.
Sektor Jasa-jasa
Sektor Jasa-jasa merupakan sektor basis yang mendukung terhadap peningkatan perekonomian di Kabupaten Dairi dengan nilai LQ >1


BAB IV
KESIMPULAN

1.        Dari Analisis tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan merupakan sektor yang memiliki kekuatan ekonomi yang cukup baik dan sangat berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi serta sektor ini sudah mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri bahkan sudah berpotensi untuk di ekspor.
2.        Demikian juga halnya dengan Kabupaten Dairi yang terletak di provinsi Sumatera Utara yang memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya. Dari data PDRB saja belum dapat dilihat performa atau kinerja sektor-sektor atau subsektor-subsektor di Kabupaten Dairi dibandingkan dengan kinerja perekonomian provinsi. Hal ini belum menjelaskan kontribusi subsektor terhadap subsektor provinsi secara keseluruhan, sehingga tidak dapat mengetahui dan menentukan subsektor kunci yang strategis (unggul) di Kabupaten Dairi
3.         Untuk meningkatkan daya saing kekuatan ekonomi maka Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi perlu mengembangkan sektor pertanian terutama subsektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan yang memiliki beberapa keunggulan dan juga mensinergikan dengan sektor perdagangan, dan angkutan agar dihasilkan multiplier effect terhadap peningkatan pendapatan masyarakat dan percepatan pembangunan ekonomi yang lebih efektif dengan tidak mengabaikan sektor-sektor ekonomi lainnya.




Daftar Pustaka
Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi IV, BPFE Yogyakarta.
Aziz, Iwan Jaya. 1994. Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya Di Indonesia. Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta.

BPS. 2001. Tinjauan Ekonomi Regional Indonesia 1996-1998. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.
Bendavid  - Val, Avrom (1991), Regional and Local Economic Analysis for Practitioners Fourt Edition, New York, Praeger Publisher
Deliarnov. 2005. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Ed. Revisi., 4. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Depdagri. 2007. ”Buku Pegangan Penyelenggaraan pemerintahan dan Pembangunan Daerah”. Jakarta
Kartasasmita (1996), Pembangunan untuk rakyat
Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Baduose Media, Padang.
Todaro, M.P, 2000, Economic Development, Seventh Editions, New York, Addition Wesley Longman, Inc.
Todaro, Michael P. 1994. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jilid 2. Burhanuddin dan Haris [penerjemah]. Erlangga,
Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tarigan, Robinson. 2003. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi (edisi revisi). Bumi Aksara, Jakarta.

www.wikipedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar