Sabtu, 15 November 2014

HENDY BAKTI PRATAMA

NAMA                                  : HENDY BAKTI PRATAMA TAMBUNAN
NIM                                       : 137003002
MATA  KULIAH              : PERENCANAAN SUMBER DAYA ALAM
 


BAB I
PENDAHULUAN

Kemampuan dalam memberdayakan potensi dan karakter lokal yang dapat bersaing baik secara nasional maupun internasional merupakan kebutuhan sebuah daerah pada era globalisasi dan otonomi daerah sekarang ini. Sesuai perkembangan yang ada maka pemenuhan akan kebutuhan pelayanan pun akan meningkat yang mengakibatkan banyak pergeseran sosial, ekonomi dan kebudayaan. Salah satu pemanfaatan dari perubahan social adalah dengan meningkatkan aktifitas jasa seperti kegiatan jasa pariwisata.
Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan  bagi pembangunan ekonomi. Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan.  Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik (Spillane, 1994 : 14). Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dandaya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa.
Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan  kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata, wisatawan  akan melakukan belanjaannya, sehingga secara langsung menimbulkan permintaan (Tourism Final Demand) pasar barang dan jasa. Selanjutnya Final Demand wisatawan secara tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan baku (Investment Derived Demand) untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa tersebut.  Dalam usaha  memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain (Spillane, 1994 : 20).
Sejalan dengan hal tersebut, dampak  pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dikelompokan oleh Cohen (1984) dalam Unud (2012) menjadi delapan kelompok besar, yaitu (1) dampak terhadap penerimaan devisa, (2) dampak terhadap pendapatan masyarakat, (3) dampak terhadap kesempatan kerja, (4) dampak terhadap harga-harga, (5) dampak terhadap distribusi masyarakat atau keuntungan, (6) dampak terhadap kepemilikan dan control, (7) dampak terhadap pembangunan pada umumnya dan(8) dampak terhadap pendapatan pemerintah.
Majunya  industri  pariwisata  suatu daerah  sangat bergantung kepada jumlah wisatawan yang  datang,  karena  itu harus ditunjang dengan peningkatan pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik. Negara Indonesia yang memiliki pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi berkembangnya sektor industri pariwisata di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, potensi Indonesia untuk mengembangkan industri pariwisata sangatlah besar. 
Kabupaten Asahan memiliki potensi yang cukup besar bagi pengembangan usaha pariwisata. Daerah ini memiliki sejumlah obyek wisata alam yang memiliki daya tarik tersendiri. Data kawasan wisata yang dikeluarkan oleh pemeritah Kabupaten Asahan ( dapat dilihat sebagai mana tabel 1.1 di bawah ini:
DAFTAR KAWASAN WISATA PRIORITAS KABUPATEN ASAHAN
NO
LOKASI
KECAMATAN
JENIS PARIWISATA
KETERANGAN
1
Pantai Silo Baru
Air Joman
Wisata Pantai
Lokasi Pelestarian Hutan Mangrove
2
Pantai Sarang Helang
Sei Kepayang
Wisata Pantai
Lokasi Pelestarian Hutan Mangrove
3
Danau Teratai
Buntu Pane
Wisata Danau

4
Sungai Asahan
Bandar Pulau
Wisata Sungai / Arung Jeram
DAS dipertahankan
5
Sungai Silau
BP. Mandoge
Wisata Sungai
DAS dipertahankan
6
Aek Silabat
BP. Mandoge
Wisata Sungai
DAS dipertahankan
7
Aek Piasa
BP. Mandoge
Wisata Sungai
DAS dipertahankan
8
Air Terjun Simonang-monang
Bandar Pulau
Wisata Air Terjun
DAS dipertahankan
9
Air Terjun Siponot
Bandar Pulau
Wisata Air Terjun
DAS dipertahankan
10
Air Terjun Unong Sisapa
BP. Mandoge
Wisata Air Terjun
DAS dipertahankan
11
Air Terjun Silabat
BP. Mandoge
Wisata Air Terjun
Kawasan Hutan Lindung
12
Desa Tangga
Bandar Pulau
Wisata Panjat Tebing

13
PT. BSP Tbk.
Kisaran Timur, Kisaran Barat, Meranti
Wisata Agro
Kebun Kelapa Sawit, Karet, PKS, Crumb Rubber dan Muntik

Sumber: Dinas Pariwisata Kab. Asahan 2005

Berdasarkan data di atas dijelaskan bahwa kumlah kunjungan wisata rata-rata ke objek wisata tersebut mencapai antara 3.000 - 7. 000 per bulan. Dengan demikian pencapaian kunjungan wisata selama 5 tahun (2000 – 2005) adalah  sekitar  180.000 - 420.000  orang  yang  terdiri  dari wisatawan  lokal  Kabupaten  Asahan   maupun  wisatawan Kabupaten/Kota tetangga.
Kawasan wisata prioritas kabupaten asahan yang sangat potensial seperti Air Terjun Ponot terletak di Desa Tangga Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan, merupakan air terjun tertinggi di Indonesia.  Air terjun ini mengalir menuju Selat Malaka melahirkan Air Terjun Sigura-gura dan Air Terjun Tangga terkadang disebut juga sebagai Air Terjun Sampuran Siharimo yang membangkitkan arus listrik.
Air Terjun Ponot ini memiliki ketinggian ± 250 m. (http://www.bandar-pulau.co.cc/wisata.html). Air terjun ini berasal dari anak Sungai Asahan.  Keindahan Air terjun Ponot terletak pada debet airnya yang sangat deras dan juga susunan air terjunnya yang merupakan air terjun 3 tingkatDi bawah curahan air terjun banyak terdapat batu-batuan alam yang berukuran sangat besar sehingga menjadi daya tarik tersendiri sebagai pelengkap keindahan Air terjun Ponot. Letak lokasi sekitar ± 90 km dari kota Kisaran ( Ibu Kota Kabupaten Asahan).




BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Singkat Kabupaten Asahan
Secara geografis Kabupaten Asahan berada pada 2 derajat 30’00’’- 3 derajat 07’49’ Lintang Utara dan 99 derajat 00’00” – 100 derajat 00’00” Bujur Timur, dengan ketinggian 0 – 2.000 m di atas permukaan laut. Pasca pemekaran, luas Kabupaten Asahan menjadi 370.221 ha, terdiri dari 25 Kecamatan, 177 desa dan 27 kelurahan, dengan batas-batas:
a.       Sebelah Utara : Kabupaten Batubara dan Selat Malaka
b.      Sebelah Timur : Selat Malaka
c.       Sebelah Selatan : Kabupaten Labuhan Batu dan Toba Samosir
d.      Sebelah Barat : Kabupaten Simalungun
Konsentrasi pembangunan perekonomian Kabupaten Asahan pada tahun 2010 masih tetap mengarah kepada pembangunan pertanian, infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan bidang perekonomian lainnya. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2008, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asahan pada tahun 2009 mengalami perlambatan. Perlambatan ini diakibatkan oleh adanya penurunan potensi produk komoditi unggulan pada beberapa sektor. Hal ini terjadi akibat adanya beberapa pergeseran alih fungsi lahan pertanian serta iklim cuaca yang kurang mendukung sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal meskipun pemerintah telah melakukan regulasi terhadap kenaikan gaji pada sektor jasa-jasa dan buruh. Sedangkan sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel dan restauran.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asahan pada tahun 2009 adalah sebesar 4,67% mengalami perlambatan sebesar 0,29% dari kondisi tahun 2008 sebesar 4,96%. Terjadinya perlambatan ini bukan hanya semata-mata diakibatkan oleh kebijakan pemerintah daerah. Namun juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian nasional dan regional dan bahkan internasional.

B. Obyek Wisata Air Terjun Ponot di Kabupaten Asahan
Ponot, kata yang asing untuk di dengar. Tidak hanya bagi masyarakat luar, kebanyakan masyarakat Toba dan Asahan di mana air terjun ini berada juga masih asing ketika mendengar nama air terjun ini. Air terjun Ponot terletak jauh di dalam jantung alam Asahan yang masih asri dan jarang dikunjungi oleh kebanyakan orang.
Air Terjun Ponot berjarak kurang lebih 100 km dari kota Kisaran, tepatnya di Desa Tangga, Kecamatan Aek Songsongan. Untuk mencapai lokasi tujuan, bisa ditempuh dari tiga kota di Sumatera Utara, yang pertama bisa ditempuh dari kota Porsea di kabupaten Tobasa, yang kedua dari kota Pematang Siantar di kabupaten Simalungun, dan yang terakhir dari kota Rantau Parapat.
Lokasi objek wisata ini jadi primadona bagi wisatawan lokal yang berkantong pas-pasan, pasalnya harga yang ditawarkan pengelola cukup terjangkau bagi wisatawan yang menggunakan sepeda motor hanya dikenakan biaya Rp5.000, begitupun dengan wisatawan yang tidak memiliki kendaraan juga dikenakan Rp5.000, sedangkan yang mengendarai mobil hanya dikenakan Rp10.000 saja. Objek wisata yang ditawarkan juga sangat menggiurkan, seperti layaknya wisata alam lainnya. Air terjun Ponot menyuguhkan kehindahan alam nan eksotis dengan ketinggian air terjun 250m dan dengan air yang jernih berada di tebing yang terjal dengan tiga tingkatan.
Air Terjun Ponot adalah salah satu dari begitu banyak air terjun yang terdapat di Kabupaten Asahan. Sumber air dari Air Terjun Ponot adalah berasal dari sungai Asahan. Keunikan lain dari air terjun ini adalah terdapat jembantan gantung yang unik. Pemandangannya indah dan asri dibalik tirai airnya. Derasnya air yang jatuh, membuat kita harus berhati-hati.
Untuk mencapai lokasi tujuan, bisa ditempuh dari tiga kota di Sumatera Utara, yang pertama bisa ditempuh dari kota Porsea di kabupaten Tobasa, yang kedua dari kota Pematang Siantar di kabupaten Simalungun, dan yang terakhir dari kota Rantau Parapat di Kabupaten Asahan.

C. Kelemahan Pengelolaan Lokasi Wisata Air Terjun Ponot
Sebagai lokasi wisata yang cukup lama, obyek wisata tersebut belum banyak pengelolaan dan pengembangan  untuk dijadikan lokasi wisata yang maju. Prasarana dan sarana yang tampak masih bersifat sederhana kurang dikelola dengan baik.
Hal ini dapat dilihat dari prasarana jalan yang ada, banyak jalan berlubang dan banyak aspal yang terkikis air hujan. Wisata Air Terjun Ponot ini yang terletak di daerah pegunungan yang mana daerahnya berbukit dan berlembah, dengan jalan yang rusak menyulitkan perjalanan para wisatawan khususnya para pengguna sepeda motor.
Berdasarkan wawancara surat kabar Sumut24 (23 Juli 2014) terhadap Kepala Desa Tangga Kecamatan Aek Songsongan Muslim Siahaan juga mengakui bahwa objek wisata yang berada di wilayahnya tersebut sekarang memiliki banyak kekurangan dikarenakan terbentur biaya dan dirinya juga sangat mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah setempat karena objek wisata tersebut merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah.
Rini bidan Aeksongsongan yang ditemui SUMUT24, Senin (23/6) menyebutkan, akses jalan menuju air terjun tidak terlalu sulit, namun kondisi jalan yang tidak ‘mulus serta bebatuan membuat air terjun ini jarang dikunjungi para wisatawan. Hanya Jalan Lintas Sumatera dan beberapa titik saja yang telah diaspal, selebihnya hanya pengerasan seadanya. “ kedepanya kita berharap kepada pemkab asahan agar pariwisata hendaknya di kembangkan lebih signifikan,”ungkapnya sembari mengatakan sebagian besar perjalanan menuju Air Terjun Ponot akan melintasi perkebunan kelapa sawit.
Selain itu lokasi parkir kendaraan yang belum tertata dengan baik, sehingga kendaraan pengunjung tidak tertata rapi dan juga menyulitkan kendaraan keluar masuk. Selain itu, sarana seperti rumah makantidak tersedia, WC umum hanya 1 , pembungan sampah tidak tersedia. Penjual makanan di obyek wisata Air Terjun Ponot ini hanya bejualan pada saat musim liburan saja. Masalah lain yang menjadi kendala pengembangan wisata Air Terjun Ponot adalah masalah transportasiyang menghubungkan tempat tinggal wisatawan dengan obywk wisata ini. Sarana transportasi yang tersedia sangat minim, sehingga merasa kesulitan untuk datang.
Selanjutnya masalah akomodasi, wisata air terjun ponot ini tidak memiliki tempat penginapan. Obyek wisata tersebut sebenarnya akan mendorong kegiatan ekonomi di sekitar daerah obyek wisata tersebut. Dari sini muncul pertayaan bagaimana dapat mendorong kegiatan ekonomi jika pengelolaan dan pengembangan potensi obyek wisata Air Terjun Ponot tidak bejalan dengan baik. Namun bila kehadiran obyek wisata Air Terjun Ponot ini memberikan pengaruh positif, sustainabilitas usaha umumnya akan dapat dipertahankan karena adanya dukungan dari masyarakat sekitar.    

D. Peran Serta Pemerintah dalam Pengelolaan dan Pengembangan Air Terjun Ponot
Pengelolaan dan Pengembangan potensi Wisata Air Terjun Ponot perlu peran serta Pemerintah desa, Pemda TK II, Dinas Pariwisata dan masyarakat untuk bekerja sama dalam upaya pelestarian dan pengembangan sumber daya alam Wisata Air Terjun Ponot yang tetap mempertahankan kelangsungan ekosistem. Perlu adanya bentuk atraksi wisata yang ditampilkan masyarakat sebagai daya tarik pendukung.
Selain itu, pengembangan potensi Wisata Air Terjun Ponot dapat berkembang jika akses jalan menuju daerah tujuan wisata ini lancar. Diharapkan pemerintah memperhatikan kondisi jalan sehingga akses menuju lokasi Wisata Air Terjun Ponot lancar, sehingga menambah kunjungan wisata. Dengan kemiringan lereng mencapai 25 % diharapkan dalam pengembangan Wisata Air Terjun Ponot nantinya perlu diperhatikan khususnya dalam membangun sarana prasarana pariwisata. Kondisi Wisata Air Terjun Ponot yang masih alami harus dijaga kelestariannya sehingga tidak merusak ekosistem dan tata guna lahan.



BAB III
KESIMPULAN
1.    Lokasi yang jauh dari pusat kota Kisaran menujur Lokasi Wisata Air Terjun Ponot dengan jarak 90 km sangat tepat sebagai kawasan obyek wisata alam. Kondisi cuaca yang sejuk  dengan vegetasi berupa hutan yang masih asri serta pemandangan yang indah. Sedangkan potensi fisik yang kurang mendukung dalam pengembangan Wisata Air Terjun Ponot adalah kemiringan lereng sekitar 25% yang tergolong terjal. Wisata Air Terjun Ponot memiliki keragaman sumber daya alam yang cukup potensial, unik, mempesona dan masih alami merupakan aset yang berharga untuk dioptimalisasikan menjadi obyek dan daya tarik yang atraktif, hal ini dapat menjadi peluang besar untuk memajukan daerah.
2.    Potensi non fisik yang mendukung pengembangan Wisata Air Terjun Ponot adalah faktor penduduk yang bersikap menerima kedatangan para pengunjung. Sedangkan potensi non fisik yang menjadi kendala dalam pengembangan Wisata Air Terjun Ponot adalah  kurangnya atraksi wisata sebagai daya tarik penunjang dan kurangnya sarana dan prasarana pariwisata. Akses jalan menuju Wisata air Terjun Ponot yang rusak merupakan kendala dalam pengembangan. Sarana dan prasarana yang ada di Wisata Air Terjun Ponot kurang memadai hal ini dilihat dari parkir yang kurang luas, pondok-pondok, toilet, rumah makan yang tidak tersedia.


DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pariwisata Kab. Asahan 2005

Spillane, J. James.1994.  Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Unud. 2012. Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan terhadap Penerimaan Retribusi. Skripsi. Unand.

Lembaran Negara. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.


Air Terjun Ponot Potensi Alam yang Terabaikan diakses dari http://harian-asahan24.blogspot.com/2014/06/air-terjun-ponot-potensi-alam-yang.html  10 Nopember 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar